REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sukses dengan ujicoba layanan high definition (HD), First Media maju selangkah lagi dengan merilis layanan video on demand (VOD) untuk layanan televisi berbayar di Indonesia. Untuk kedua layanan ini, First Media menggandeng HBO.
''Ujicoba layanan VOD direncanakan mulai Oktober mendatang,'' kata President Direktur First Media, Hengkie Liwanto di Jakarta, Jumat (24/9). Hengkie optimistis bahwa layanan baru yang dikembangkan akan mendapatkan tanggapan positif dari pelanggan First Media (FM).
Pada tahap uji coba HD, First Media menyediakan dua chanel yang telah mendukung teknologi baru ini. Dengan hadirnya VOD, FM berencana menambah chanel yang telah mendukung HD dan VOD menjadi empat hingga enam chanel.
FM sendiri dilukiskan Hengkie akan melakukan serangkaian inovasi teknologi dan layanan pada tiga tahun ke depan. Ia berharap melalui langkah ini pihaknya mampu menggandakan pelanggan dari 500 ribu saat ini menjadi 1 juta. Pada program ini telah dialokasikan belanja modal antara 50 hingga 60 juta dolar AS.
Dalam pandangan Presiden Komisaris FM, Peter F Gontha, adopsi teknologi baru di Indonesia relatif mulus. Peter menilai bahwa publik di Indonesia cukup well informed dengan teknologi baru,'' kata Peter. Ia menunjuk respon positif terhadap teknologi baru di sektor telekomunikasi atau televisi.
Peterpun optimistis bahwa HD dan VOD yang dikembangkan FM akan mendapat dukungan luas dari masyarakat. Implementasi teknologi ini disebut Peter juga akan membuka peluang kerja sama antara FM dengan jaringan televisi berbayar di daerah.
''Saat ini ada 150-an penyelenggara televisi berbayar di daerah. Ke depan kita akan menjalin kerja sama dengan mereka untuk perluasan layanan berbasis HD dan VOD,'' kata Peter.
Selain di Jakarta, FM mengembangkan layanan di Surabaya dan Bali. Peter menyatakan Jabodetabek merupakan fokus FM saat ini. ''Dengan populasi sekitar 15 juta, jumlah populasi di Jabodetabek lima kali penduduk Singapura. Ini pasar yang sangat potensial,'' ujar Peter Gontha.