Kamis 23 Dec 2010 23:06 WIB

2011, Perang Tarif akan Semakin Seru?

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perang tarif, tampaknya, akan semakin seru saja tahun 2011. Menutup tahun 2010, XL Axiata merilis promo baru, Telepon Rp 0,- Melalui program ini, XL Axiata berharap bisa menangguk pelanggan baru menjelang akhir tahun dan awal tahun 2011.

Langkah XL diperkirakan akan diikuti operator lain. Diperkirakan perang tarif akan semakin seru saja di tahun depan. XL bagaikan menabuh genderang perang tarif antaroperator seluler.

''Program ini ditujukan untuk pelanggan baru, kalau pelanggan lama mau menggunakan silakan saja,'' kata Direktur Marketing XL Axiata, Nicanor V Santiago. Ia tidak menjelaskan secara rinci berapa target yang ingin dicapai XL melalui promo ini. ''Harapannya pelanggan bertambah dengan adanya promo ini,'' papar Nicanor.

Sepanjang 2010, XL Axiata yang mengusung tarif murah membukukan sukses. Kinerja XL Axiata pada triwulan ketiga juga semakin baik. ''Pendapatan, keutungan bersih dan jumlah pelanggan kami terus bertambah,'' kata Nicanor. Hingga akhir November 2010, jumlah pelanggan XL mencapai 40 juta. Jumlah pelanggan XL diperkirakan telah melampaui pesaing terdekatnya, Indosat. Sukses ini, barangkali, yang membuat XL semakin bergairah menghadapi kompetisi yang semakin ketat dengan terus mengusung tarif murah.

Yang menjadi pertanyaan kemudian, dari mana sumber pelanggan baru XL? Apakah berasal dari pelanggan yang sama sekali baru ( new customer) atau pelanggan yang sebelumnya bergabung dan menikmati layanan operator lain-- sering disebut sebagai pelanggan switcher atau swing. Belum ada studi yang mendalam mengenai hal ini.

Dalam pandangan Nicanor, pasar Indonesia masih cukup besar. Di lingkungan perkotaan misalnya, penetrasi seluler baru mencapai sekitar 85-an persen. Sementara di lingkungan pedesaan, tingkat penetrasi masih sangat rendah. ''Penetrasi seluler di Indonesia baru mencapai sekitar 59 persen dari populasi. Potensi pasar seluler di Indonesia masih sangat besar,'' kata Nicanor.

Sekalipun masih sangat besar, populasi yang belum tersentuh layanan seluler berada di pinggiran. Sementara kecenderungan yang terjadi, kalangan operator--karena keterbatasan coverage--, hanya menggarap populasi di lingkungan perkotan saja. Tak mengherankan jika perang tarif antaroperator lebih dirasakan di lingkungan perkotaan, ketimbang di kawasan pedesaan.

Perang tarif yang semakin menjadi-jadi, telah melahirkan pelanggan seluler multikartu. Yakni pelanggan yang memiliki kartu lintas operator. Kartu yang dimanfaatkan bila tarif yang ditawarkan dinilai murah. Misalnya seorang pelanggan menggunakan operator A,B dan C. Bila tarif operator A dinilai murah, ia akan menggunakan kartu operator A. Pada saat kartu B lebih murah, ia tinggalkan kartu A dan beralih ke kartu B.

Ihwal pelanggan baru yang dibidik XL, Nicanor mengaku ada dua segmen yang akan dibidik, yakni pelanggan yang sama sekali baru serta pelanggan switcher. Mana yang lebih diprioritaskan, Nicanor menyebut keduanya mendapat perlakuan yang sama. ''Perkiraan kami, tambahan pelanggan akan berasal dari pelanggan baru maupun swichter, dengan jumlah fifty-fifty, '' kata Nicanor.

Tak hanya XL, yang membidik pelanggan Switcher ini. Operator lain, rupanya melakukan pendekatan yang sama. Pendekatannya juga sama, memainkan tarif. Pertimbangannya, pelanggan di Indonesia saat ini sangat sensitif tarif. Sehingga setiap ada promo tarif murah terjadi perpindahan pelanggan dari satu operator ke operator lain.

XL, memang tak mau ketinggalan. Apalagi pasar seluler di Indonesia tengah memasuki masa saturasi. Program promo tarif murah yang dirintis XL sejak tahun 2008 terbukti sukses. Tidak takut rugi dengan promo tarif Rp 0,- yang dikembangkan sekarang? Nicanor menjawab pertanyaan itu dengan senyuman. '' Kita sudah lama mengembangkan program ini. Buktinya revenue dan pelanggan kami terus naik,'' kata Nicanor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement