REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN--PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menjajaki pengembangan layanan jasa pengiriman uang "Delivery Money Access" (Delima) di beberapa negara yang menjadi kantong-kantong keberadaan tenaga kerja Indonesia.
Executive General Manager Divisi Business Service Telkom Arko Maryono kepada wartawan di Pasuruan, Jatim, Rabu, mengatakan, ekspansi layanan Delima di luar negeri, direncanakan diluncurkan pada 2012. "Tahun pertama ini, fokus kami memang menggarap pasar domestik. Pengembangan layanan Delima di luar negeri sedang kami jajaki," katanya.
Ditemui usai penandatanganan kerja sama layanan Delima dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Ponpes Sidogiri, Pasuruan, Maryono mengatakan, beberapa negara yang menjadi bidikan, antara lain Malaysia, Hong Kong, Taiwan, dan Arab Saudi.
Jumlah remitansi atau kiriman uang TKI dari luar negeri ke Indonesia yang mencapai triliun rupiah setiap tahun, menjadi salah satu alasan Telkom untuk mengembangkan layanan Delima.
"Negara-negara tersebut merupakan kantong TKI dan menjadi pasar sangat potensial bagi layanan jasa pengiriman uang," ujarnya didampingi "General Manager Divisi Business Service" Telkom Regional II, Mulyanta.
Menurut dia, layanan Delima yang diluncurkan Telkom awal 2011, siap bersaing dengan produk jasa pengiriman uang lain yang lebih dulu beroperasi. Delima merupakan salah satu portofolio bisnis Telkom di luar telekomunikasi, yang melayani jasa transaksi pengiriman uang.
"Bisnis ini tidak bertabrakan dengan lembaga perbankan, karena segmen pasarnya beda. Delima membidik masyarakat yang tidak memiliki rekening bank," kata Maryono.
Untuk melakukan transaksi, pengirim cukup mendatangi Plasa Telkom atau mitra "cash point" dengan membawa identitas diri dan menuliskan nomor telpon seluler penerima uang yang dituju.
"Penerima cukup menunjukkan notifikasi dari Telkom yang dikirim melalui ponselnya untuk mengambil uang di Plasa Telkom atau mitra cash point yang telah ditunjuk," paparnya.
Telkom menargetkan bisa memiliki sebanyak 40.000 mitra cash point hingga akhir 2011. Jumlah itu belum termasuk 731 Plasa Telkom di seluruh Indonesia yang juga melayani jasa pengiriman uang Delima.
Sementara nilai transaksi pada tahun pertama ini, ditargetkan sekitar Rp1 miliar dan diharapkan meningkat hingga Rp3,5 miliar pada tahun ketiga (2013).
GM Divisi Business Service Telkom Regional II Mulyanta menambahkan, selain komunitas pesantren, segmen pasar lain yang cukup potensial untuk digarap adalah pekerja pabrik dan transmigran.
"Untuk wilayah Jatim, kami sudah menjalin kerja sama dengan tiga ponpes besar, yakni Ponpes Sunan Drajat Lamongan, Mambaul Sholihin Gresik dan Sidogiri Pasuruan. Dalam waktu dekat, Telkom akan bekerja sama dengan BPR Jatim," katanya.