Kamis 09 Aug 2012 18:10 WIB

Satelit Telkom 3 yang Gagal Mengorbit , Ditemukan

Rep: mutia ramadhani/ Red: Taufik Rachman
Satelit Telkom-3 (ilustrasi)
Satelit Telkom-3 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Satelit Telkom-3 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang dikabarkan hilang saat peluncuran dari Kazakhstan, Rusia telah ditemukan. Meski telah ditemukan, manajemen Telkom menyatakan kemungkinan besar satelit tersebut sama sekali tak akan dapat dipergunakan.

Head of Corporate Communication and Affair Telkom, Slamet Riyadi mengatakan Telkom telah mendapatkan penjelasan berdasarkan preliminary calculation dari regulator Rusia. "ISS Reshetnev menemukan satelit Telkom-3 saat ini melayang di ketinggian maksimum 5.014 kilometer (km)," katanya kepada Republika, Kamis (9/8). Posisinya saat ini masih jauh dari ketinggian orbit yang diharapkan yaitu 36 ribu km.

Sebelum hasil preliminary calculation diterima, kata Slamet, Telkom telah mengambil langkah-langkah penanganan emergency dan urgency untuk menjamin pelayanan dan operasional telekomunikasi kepada pelanggan tidak terganggu. Pasalnya, Telkom saat ini mengoperasikan dan menggunakan beberapa satelit.

Dari sisi keuangan, kejadian anomali peluncuran satelit Telkom-3 juga tak akan memberikan dampak signifikan. "Sebab, satelit ini telah diasuransikan secara penuh," ujar Slamet. Telkom juga menetapkan langkah-langkah kontingensi yang terkait dengan Telkom-3.

Rencana kontingensi itu merupakan prosedur operasional baku di Telkom, tak terkecuali untuk transponder satelit. Untuk satelit Telkom-3, langkah-langkah kontingensi sudah dilakukan sebelum satelit diluncurkan. Untuk memenuhi kebutuhan customer yang sudah mendaftar dan mengantisipasi demand, Telkom melakukan penyewaan satelit yang cakupannya kurang lebih sama dengan satelit Telkom-3.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement