Selasa 11 Apr 2017 06:50 WIB

Trik Menangkal Berita Hoax

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Hoax. Ilustrasi
Foto: Indianatimes
Hoax. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita Hoax kini tengah marak di Indonesia. Bahkan juga didunia. Informasi hoax paling banyak beredar di media sosial, aplikasi pesan juga di website.

Nah untuk menangkal berita hoax, Co-Founder Provetic, Shafiq Pontoh menyarankan sejumlah tips untuk memilah informasi supaya tidak termakan hoax. Apa saja?

Pertama adalah perhatikan judul, apakah provokatif yang membuat hati langsung ingin membenci orang atau kelompok lain? Cross check dengan sumber berita lain. "Biasanya judul beritanya atau kalimat awalnya bombastis, dengan bahasa yang berlebihan. Misalnya menggunakan kata ini faktana atau true story, atau dapat dari grup sebelah," jelasnya.

Berita hoax juga ada indikasi bias, dan banyak tendensi. Sumber berita pun tidak jelas. Tidak ada referensi yang bisa dipercaya. Karena itu harus membacanya dengan benar. Karena itu, tips kedua dari Shafiq adalah perhatikan sumber berita, apakah kredibel dan bisa diverifikasi? Ataukah dari sumber abal-abal yang tidak jelas?

Trik ketiga adalah cek fakta. Kemudian cek foto dengan Google Images untuk mengetahui konteks sebuah foto. Lalu langganan fanpage/group diskusi anti hoax.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk membangun presence di media sosial. Banyak bercerita dan memberi berita baik yang menyulut optimisme, membangun komunitas yang peduli dengan ketahanan energi, turut mengampanyekan cerdas bermedsos dan kampanye anti hoax.

Ia juga mengatakan untuk membendung hoax butuh strategi dari semua pihak mulai dari komunitas, tokoh masyarakat atau agama, lembaga atau institusi atau korporasi, pemerintah, dan media. Dari komunitas misalnya, membuat narasi kontra hoax, edukasi literasi, advokasi dan silahturahmi. Sedangkan media, menurutnya, menjadi ujung tombak untuk melawan hoax. Edukasi masyarakat untuk melawan dan mengidentifikasi hoax dan tidak menyebarkannya.

Trik menangkal berita palsu ini penting karena menurutnya hoax tidak serta merta disebarkan. Tapi ada motif. Penyebar dapatkan uang dari berita hoax itu, sedangkan kita yang terdampak hanya bisa bertengkar bahkan bisa kehilangan nyawa gara-gara berita hoax. "Penghasilan penyebaran berita hoax mencapai Rp 25 juta sampai Rp 30 juta," ungkapnya. Selain uang, motif pelaku penyebar hoax adalah masalah idiologi, politik, kebencian, atau malah hanya iseng saja ini biasanya adalah remaja.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement