Senin 01 Sep 2014 20:58 WIB

Kesenjangan Pendapatan Tinggi, ini Kata Istana

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Firmanzah
Firmanzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menjelaskan kenaikan rasio gini atau indeks kesenjangan pendapatan tak lepas dari perbedaan pertumbuhan pendapatan. Khususnya antara kelompok masyarakat menengah atas dan kelompok masyarakat menengah bawah.

Menurut Firmanzah, Senin (1/9) pertumbuhan pendapatan kelompok masyarakat menengah atas berada di kisaran delapan persen. Sedangkan, kelompok menengah bawah berada di kisaran tiga sampai empat persen. 

Baca Juga

Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini menyebut pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan kelompok masyarakat menengah bawah.  Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain melalui program kredit usaha rakyat (KUR) sebagai upaya memperluas akses pemodalan, membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dari sisi bahan baku, teknologi hingga pemasaran.

Kemudian, penyediaan infrastruktur pedesaan, pembukaan remote area hingga menggenjot kewirausahaan.  Firmanzah juga menyebut keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan UU Desa yang lahir di masa pemerintahan SBY sebagai upaya penopang pertumbuhan pendapatan kelompok masyarakat menengah bawah.

Program-program tersebut tentu dapat menjadi best practice bagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Lebih lanjut, pria kelahiran Surabaya ini menjelaskan, kesenjangan pendapatan merupakan fenomena global yang terlihat pada negara-negara emerging market seperti Cina dan Brasil.

Ini tak lepas dari perubahan orientasi perekonomian menjadi industrialisasi.  "Kalau industrialisasi sudah mature, kesenjangan pendapatan mudah diperkecil," kata Firmanzah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَرَسُوْلًا اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ەۙ اَنِّيْ قَدْ جِئْتُكُمْ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۙاَنِّيْٓ اَخْلُقُ لَكُمْ مِّنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ فَاَنْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚوَاُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ وَاُحْيِ الْمَوْتٰى بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚوَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُوْنَ وَمَا تَدَّخِرُوْنَ ۙفِيْ بُيُوْتِكُمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ
Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.

(QS. Ali 'Imran ayat 49)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement