Senin 11 Apr 2016 16:13 WIB

Darmin: Kesenjangan Pendapatan karena Industri Manufaktur Minim

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution
Foto: Republika.co.id
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎ Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pekonomian Darmin Nasution mengatakan, dari data yang dia peroleh, kesenjangan pendapatan di Indonesia sebenarnya mengalami perbaikan. Tingkat kesenjangan di Indonesia kecenderungannya menurun.

Darmin menjelaskan, kesenjangan yang terjadi di negara maju lebih banyak dipengaruhi oleh peranan di sektor keuangan. Namun, di Indonesia, kesenjangan karena sektor keuangan ini tidak dominan.

‎"Kita memang belum berhasil mengembangkan sektor industri manufaktur yang bisa menyerap tambahan tenaga kerja dengan gaji yang lumayan baik. Ini berpengaruh," ujar Darmin, di Jakarta, Senin (11/4).

Menurut dia, ‎selama ini Pemerintah Indonesia belum mampu menyelesaikan dan mengembangkan sektor industri manufaktur. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur yang belum memadai. Dengan program pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur diharapkan akan berdampak pada pengembangan industri manufaktur.

Apalagi, kata dia, manufaktur adalah sektor industri yang produktivitasnya relatif tinggi. Pendapatan bagi para pekerjanya pun akan lebih dari industri padat karya yang selama ini menjadi andalan pemerintah.

Di sisi lain, Darmin menyebut bahwa perkembangan ekonomi digital diprediksi akan semakin menjaga kesenjangan tidak terlampau jauh. Apalagi banyak masyarakat kini mampu menggunakan teknologi aplikasi yang mendorong mereka mendapatkan penghasilan lebih.

"Kita memang belum tahu persis dampak akhirnya (ekonomi digital) gimana. Tapi, apa pun juga, manufaktur adalah kuncinya," kata Darmin.

Baca juga: Bank Dunia Sarankan Kebijakan Fiskal Kurangi Ketimpangan Pendapatan

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement