Jumat 22 May 2015 00:01 WIB

Republika Kembali Kenang Jurnalis Andalanya

Rep: C72/ Red: Julkifli Marbun
Erick Thohir
Foto: AP Photo/Luca Bruno
Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika sempat memiliki jurnalis andalan, beliau adalah Lukmanul Hakim. Setiap tahun, Republika menggelar acara untuk mengenang jurnalis yang telah wafat pada Desember 2009.

Dalam acara yang digelar di Waroeng Solo, Jakarta Selatan pada Kamis (21/5) itu, hadir salah satu sahabat terdekat Lukmanul Hakim yang mencoba menceritakan sosok Lukmanul Hakim atau yang kerap disapa Lukman.

"Lukman adalah sosok yang unik," ucap Akbar, sahabat Lukman yang kini merupakan redaktur di Republika. Ia mengatakan, ia mengenal Lukman saat pertama kali bekerja di Republika pada 2001.

Menurutnya, Lukman adalah sosok yang sangat nyentrik, namun memiliki semangat kerja yang tinggi. "Cara berpakaianya sangat khas," kata dia.

Karakter yang dimiliki Lukman pun meninggalkan kesan pribadi yang cukup mendalam. Ia mengaku sangat terkejut saat mendengar informasi meninggalnya Lukman.

"Saya mendapat informasi melalui pesan singkat," ujarnya. Menurut Akbar, ada dua kabar duka yang membuatnya meneteskan air mata. Kabar itu adalah kabar kepergian ayahnya, yang kedua, kabar kepergian sahabat terdekatnya, Lukman.

Ia mengatakan, yang pertama terbesit dalam pikiranya begitu mendengar kabar meniggalnya Lukman adalah, bagaimana nasib anak Lukman kelak. Pasalnya, saat Lukman meninggal, ia meniggalkan dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK).

Oleh karena itu, ia merasa sangat senang saat mendengar Komisaris Utama Mahaka Group, Erick Tohir berniat untuk memberikan beasiswa untuk anak-anak Lukman.

"Lukman meninggal dengan tiba-tiba," ujarnya. Akbar mengatakan, sahabatnya itu meninggal saat melaksanakan tugas liputaan Sea Games 2009 di Laos.

Menurutnya, Lukman meninggal saat sedang mengetik berita. Sebelum berangkat ke Laos, sebenarnya Lukman dinyatakan tidak dalam keadaan sehat dan harus beristirahat.

Namun, karena tugas itu tidak dapat digantikan, maka Lukman tetap memutuskan untuk berangkat. "Ternyata, itu adalah tugas liputan terakhirnya," ucap dia.

Akbar mengatakan, sahabatnya tersebut memiliki gaya berpakaian yang unik karena setiap bertugas ia selalu mengenakan pakaian yang khas.

"Kemejanya lusuh corak bunga-bunga berwarna mencolok," katanya. Kemudian baju itu dipadukan dengan celana resmi berwarna gelap, dan, Lukman selalu mengenakan sepatu sport dengan menginjak bagian belakang sepatu.

"Nyentrik memang, wajar jika penampilanya menimbulkan kesan tersendiri bagi yang sempat mengenalnya," ucap Akbar. Namun, bagi Akbar, meskipun Lukman memiliki gaya yang cuek, namun semangat kerjanya sungguh menginspirasi.

Tak heran jika kemudian Erick Thohir memutuskan untuk memberikan penghormatan bagi Lukman. Penghormatan itu dituangkan melalui acara Lukmanul Hakim Award yang rutin diadakan setiap tahun.

Ajang penghargaan itu merupakan acara penganugerahan bagi reporter, redaktur serta fotografer Republika. Penganugerahan ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada insan jurnalis Republika agar dapat berkarya dengan penuh semangat dan optimal, seperti yang dilakukan Lukmanul Hakim semasa hidupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement