Rabu 16 Mar 2016 14:02 WIB

Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan Dibuka di Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Kelapa sawit
Kelapa sawit

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2016 berlangsung di Nusa Dua, Bali, 16-18 Maret.

Konferensi dua tahunan ini fokus pada upaya solusi ilmiah tentang mitigasi dan adaptasi akibat perubahan iklim bagi industri kelapa sawit.

ICOPE 2016 diikuti lebih dari 400 ilmuwan dunia terkemuka, pejabat pemerintah, masyarakat sipil, perwakilan industri, hingga akademisi.

Para delegasi akan membahas berbagai isu, mulai dari dinamika terjadinya el nino dan la nina di masa depan, peran industri kelapa sawit mempertahankan produktivitasnya sembari memitigasi perubahan iklim, serta tantangan yang dihadapi petani kecil dan plasma.

Chairman of Organizing Committee ICOPE 2016, Jean Pierre Caliman mengatakan sektor kelapa sawit di Indonesia memainkan peranan penting mencapain target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha mandiri pada 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional di seluruh sektor. Ke depannya, tanah sebagai aset utama petani menjadi isu perubahan iklim.

"Pada 2015 diperkirakan ada 2,5 juta ha tanah terbakar di Indonesia dan luasannya meningkat di 2016. Tanah adalah elemen perubahan iklim yang tak bisa dilihat sebagai isu lokal saja, tapi juga global," kata Caliman, Rabu (16/3).

Chairman dan CEO Golden Agri Resources, Frankly O Widjaja mengatakan kelapa sawit merupakan industri yang berperan mewujudkan perekonomian rendah karbon di Indonesua.

Industri ini membantu menciptakan lapangan kerja luas, mengentaskan kemiskinan, dan menignkatkan kesejahteraan bagi 16 juta penduduk Indonesia secara langsung dan tak langsung.

"Golden Agri Resources misalnya berkomitmen membantu petani kecil dan plasma meningkatkan hasil panen dan produktivitas mereka,"kata Frankly.

Pendapatan petani juga perlu ditingkatkan bersamaan dengan pengurangan deforestasi. Kinerja industri kelapa sawit perlu ditingkatkan untuk industri berkelanjutan. ICOPE adalah konferensi dua tahunan yang dilaksanakan PT SMART Tbk bekerja sama dengan WWF Indonesia dan CIRAD Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement