Rabu 02 Jan 2019 12:25 WIB

Perburuan Ali Kalora Cs Terkendala Medan Sulit

Kendala medan hutan, berbukit dan semak belukar, dan cuaca hujan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Brimob berjaga di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Brimob berjaga di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi mengaku mengalami kendala dalam melakukan perburuan terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora, pascapenembakan di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah. Medan yang sulit dan faktor cuaca menjadi penghambat dari pengejaran tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hery Murwono menuturkan, polisi masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT setelah adanya aparat yang tertembak saat mengevakuasi korban mutilasi di Dusun Salubose, Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah. "Kendala medan hutan, berbukit dan semak belukar, cuaca hujan," kata Hery Murwono saat dikonfirmasi, Rabu (2/1).

Baca Juga

Kendati demikian, Hery mengatakan, personel kepolisian terus melakukan pengejaran di daerah pengunungan. Daerah pegunungan disinyalir menjadi tempat persembunyian kelompok teroris bekas anak buah Santoso tersebut. "Masih di atas melakukan pengejaran," kata Hery. 

Untuk memperkuat pengejaran itu, Polri juga telah menerjunkan dua Satuan Setingkat Peleton (SST) Brimob untuk memburu kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.

Sebelumnya, dua anggota kepolisian yakni Bripka Andrew Maha Putra dan Bripda Baso tertembak saat aparat kepolisian sedang mengevakuasi jasad warga sipil korban mutilasi, Senin 31 Desember 2018. Sempat terjadi kontak senjat selama sekitar 30 menit, hingga kedua anggota yang mengalami luka tembak akhirnya berhasil dievakuasi.

Polri menduga, warga sipil berinisial RB alias A (34 tahun) sengaja dimutilasi untuk memancing kedatangan aparat kepolisian dan selanjutnya dijadikan sasaran tembak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement