Senin 26 Aug 2019 15:04 WIB

Terapi Kanker dari Reaksi Terinduksi Cahaya

Penelitian antikanker ini dikembangkan, salah satunya dalam bentuk obat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nora Azizah
Sejumlah mahasiswa dari FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) yang  melalukan pengembangan senyawa antikanker payudara melalui reaksi  terinduksi cahaya.
Foto: Dok UGM
Sejumlah mahasiswa dari FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) yang melalukan pengembangan senyawa antikanker payudara melalui reaksi terinduksi cahaya.

REPUBLIKA.CO.ID,  (ada foto)

 

Baca Juga

SLEMAN -- Kemoterapi menjadi salah satu metode yang sering digunakan dalam terapi kanker. Namun, kemoterapi tidak jarang justru memancing resistensi dari sel kanker itu sendiri.

Tiga mahasiswa Departemen Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian terkait pengembangan jenis terapi terbaru, salah satunya dalam bentuk obat. Mereka mencoba menemukan pengobatan baru kanker dengan mengkaji pengembangan metode sintesis 3-benzilidenisoindolinon.

"Seperti antikanker, antibakteri dan antihipertensi, karenanya kami berusaha meneliti lebih dalam," kata salah satu peneliti, Ifadatin Nida Dewi, di Kampus UGM, belum lama ini.

Bersama Dewi Anatasya Hapsari dan Early Zahwa Alharissa, Ifada memulai penelitian dari pembentukan prekursornya. Lalu, prekursor direaksikan dengan bahan lain dengan bantuan katalis.

Hal itu dilakukan menggunakan metode reaksi one pot yang terinduksi cahaya. Menurut Ifada, reaksi one-pot ini efektif dan sangat sesuai dengan prinsip Green Chemistry.

Hal ini berupa mekanisme reaksi setahap menggabungkan dua macam reaksi, yakni adisi nukleofilik dan beta eliminasi. Efektivitas reaksi one-pot dapat dilhat dari hasil produk 3-benzilidenisoindolin 72 persen.

Nilai ini tergolong tinggi karena metode yang ditawarkan menyingkat tahapan reaksi yang membuat hasil samping dapat diminimalkan. Reaksi sintesis 3-benzilidenisoindolinon metode one-pot terinduksi cahaya menggunakan katalis yang bersifat ramah lingkungan. Bahan bakunya sederhana, mudah didapat dan reaksinya tidak ekstrim.

Dari penelitian telah berhasil disintesis 3-benzilidenisoindolinon dengan wujud serbuk berwarna kuning dan hasil 72 persen. Strukturnya dikonfirmasi melalui Fourier Transform Infra Red (FT-IR).

Kemudian, Hidrogen-Nuclear Magnetic Resonance dan Carbon Nuclear Magnetic Resonance. Senyawa 3-benzilidenisoindolinon yang berhasil disintesis masih masuk kategori senyawa aktif antikanker.

"Pengembangan metode sintesis 3-benzilidenisoindolinon akan semakin memudahkan dalam sintesis senyawa-senyawa antikanker yang berfungsi sebagai obat antikanker," ujar Early.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement