Jumat 13 Sep 2019 18:15 WIB

BPBD Riau: Semua Upaya Sudah Dilakukan

Semua upaya sudah dilakukan, tinggal berharap sama Allah SWT

Red: Esthi Maharani
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Kepala BPBD Riau Edward Sanger mengatakan pihaknya telah melakukan segala upaya untuk meminimalisasi bencana kabut asap di provinsi tersebut. Mulai dari hujan buatan, water boom, pemadaman manual dan lain-lain. Tapi kenyataannya kata Edward ketebalan asap yang menyelimuti Riau justru kian bertambah. Karena menurut pantauan BMKG kata Edward sumber asal lebih banyak berasal dari Jambi dan Sumatera Selatan.

"Adinda mau kami mau lakukan apa lagi. Semua sudah kita lakukan. Water boom, hujan buatan apalagi, solat Istisqo juga telah kami lakukan. Sekarang berharap sama Allah aja lagi," kata Edward saat dihubungi Republika dari Padang, Jumat (13/9).

Edward menjelaskan titik api di Riau hanya sebanyak 177 titik. Bila asap tersebut hanya berasal dari titik api di Riau saja, Edward meyakini asap tidak akan setebal sekarang. Karena Riau juga luas yang terdiri dari 12 kabupaten kota.

Sementara di Jambi dan Sumsel kata Edward terdapat 500 lebih titik api. Asap dari Jambi dan Sumsel itu kata Edward dibawa angin ke hilir yakni Riau dan Sumbar. Karena saat ini memang angin yang berhembus di Riau dan Sumbar berasal dari Tenggara.

Untuk penyelesaian bencana kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap ini kata Edward harus ditangani secara bersama oleh pemerintah pusat dan provinsi terkait.

Edward mengaku selalu berkoordinasi dengan pihak di Jambi dan Sumsel.

Ia juga mendapat kabar Jambi dan Sumsel juga kewalahan menanggulangi sumber asap.

"Harus di hulu dulu yang dituntaskan. Kalau hulu belum tuntas, hilir akan kena dampak terus," ujar Edward.

Edward mengatakan untuk mencegah kabut asap ini, harus terintegrasi dan sejak dini. BPBD dan pihak terkait harus mencegah dan memadamkan api ketika api masih kecil. Kalau sudah besar kata dia memang akan sulit dicegah. Karena api berada jauh di tengah hutan. Pemadaman akan sulit dilakukan. Dan itupun lebih banyak dilakukan dari udara.

Edward menambahkan harapannya saat ini agar segera turun hujan untuk mencuci udara yang telah tercemar. Sampai saat ini kata dia hujan belum kunjung turun di Riau.

"Curah hujan itu belum ada lagi. Makanya jadi kayak sekarang," kata Edward.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement