Jumat 20 Dec 2019 05:10 WIB

Tangani Kolera Babi, Pemprov Sumatra Utara Siapkan Rp 5 M

Pemprov Sumatra Utara siapkan Rp 5 M untuk penanganan kolera babi.

Red: Reiny Dwinanda
Peternakan babi. Pemerintah Sumatra Utara menganggarkan Rp 5 miliar untuk penanganan kasus kolera babi.
Foto: Kementan
Peternakan babi. Pemerintah Sumatra Utara menganggarkan Rp 5 miliar untuk penanganan kasus kolera babi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Sumatra Utara telah menganggarkan dana sebesar Rp 5 miliar untuk penanganan ternak babi yang mati di daerahnya. Virus hog cholera atau kolera babi menyerang peternakan babi sejak beberapa waktu lalu.

"Kami akan menggunakan bantuan dana tersebut untuk kepentingan patroli ternak, mendirikan pos-pos penutup jalan ke luar dan masuknya ternak babi milik warga," kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, usai Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Toba 2019 dalam rangka pengamanan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Sumatra Utara, di Lapangan Benteng Medan, Kamis.

Baca Juga

Selain itu, Pemprov juga menyiapkan dana untuk sejumlah personel yang ikut membantu warga masyarakat menguburkan ternak babi yang mati dan juga pemusnahan hewan tersebut. Hingga saat ini, virus hog cholera masih menyerang ternak babi di sana. Belum ada laporan bahwa virus tersebut menyerang binatang lain.

"Pemprov Sumut hingga kini masih memblokir penyebaran virus hog cholera itu dengan menggunakan vaksin dan juga akan mengatasi wabah yang berbahaya bagi ternak babi," kata mantan Pangkostrad itu.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatra Utara mencatat hingga Jumat sebanyak 27.070 ekor babi di Sumut mati akibat virus hog cholera. Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia, mengatakan bahwa kematian ternak babi ini sangat cepat, yaitu yang terlapor rata-rata 1.000 hingga 2.000 ekor per hari.

Balai Veteriner Medan sudah menyatakan, babi yang mati terindikasi African swine fever (ASF), namun Menteri Pertanian hingga saat ini belum mengungkapkan hal serupa. Virus hog cholera sudah pernah dinyatakan eksis, tak lama setelah kematian ribuan babi di Sumatra Utara pada kurun tahun 1993 hingga 1995. Saat itu, kasusnya juga bermula dari Dairi.

"Berdasarkan ilmu pengetahuan, ini (babi) kemungkinan akan habis semua. Karena pada kasus ini, hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi," katanya.

Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten, yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar, dan Langkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement