Selasa 31 Mar 2020 07:22 WIB

Tak Terapkan Lockdown, Depok Bentuk 970 Kampung Siaga Covid

Kampung Siaga ini untuk kegiatan sosialisasi Covid- 19 serta sarana monitoring

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Esthi Maharani
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok mulai melakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh fasilitas publik. Hal ini dilakukan  sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang dilakukan sejak Selasa (17/3).
Foto: Dok Diskominfo Kota Depok
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok mulai melakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh fasilitas publik. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang dilakukan sejak Selasa (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memutuskan untuk tidak melakukan karantina wilayah atau lockdown, tetapi akan membentuk  Kampung Siaga Covid-19 di setiap Rukun Warga (RW). Hal tersebut sesuai dengan arahan pemerintah pusat melalui Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.

"Salah satu arahannya adalah tidak melakukan lockdown, karena melihat negara lain yang sudah menerapkan namun tidak efektif. Arahannya adalah mendirikan kampung-kampung siaga di tingkat RW," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (30/3).

Idris menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menggiatkan pembentukan Kampung Siaga Covid-19 di 970 RW yang ada. Kampung Siaga ini digunakan untuk kegiatan sosialisasi Covid- 19 serta sebagai sarana monitoring kasus terkonfirmasi positif, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan  Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang melakukan isolasi mandiri.

"Melalui Kampung Siaga Covid-19 ini, masyarakat turut berkomitmen dalam mencegah penyebaran virus corona di wilayahnya masing-masing. Mereka melakukan tindakan antisipatif dalam komunitas RW, kemudian mensosialisasikan Covid-19 dan melakukan pengawasan di wilayahnya," jelasnya.

Berdasarkan data Gugus Penanggulangan Covid-19 Kota Depok, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Depok sebanyak  40 orang. 10 orang di antaranya sembuh dan empat orang meninggal dunia.

Untuk PDP saat ini berjumlah 312 orang. Dengan rincian, selesai pengawasan 34 orang, dan masih dalam pengawasan 278 orang. Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 1.114 orang, selesai ditangani 202 orang, dan masih dalam pemantauan 912 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement