Kamis 05 Nov 2020 20:18 WIB

Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas 2.000 Meter

Saat ini Gunung Sinabung berada pada status III (Siaga).

Red: Ani Nursalikah
Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas 2.000 Meter. Gunung Sinabung (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Edy Regar
Gunung Sinabung Luncurkan Awan Panas 2.000 Meter. Gunung Sinabung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Natanail Perangin-angin mengatakan, Gunung Sinabung sekitar pukul 12.00 WIB erupsi dan meluncurkan awan panas setinggi 2.000 meter mengarah ke timur dan tenggara, Kamis (5/11).

"Selain itu, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200-300 meter di atas puncak kawah," ujar Natanail, Kamis.

Baca Juga

Ia menyebutkan, jumlah awan panas guguran dua, amplitudo 120 mm, dan durasi 164-184 detik. "Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara.Suhu udara 17-27 derajat Celsius," katanya.

Sebelumnya, Gunung Sinabung erupsi pada Rabu (4/11) sekitar pukul 12.00 WIB dengan meluncurkan awan panas setinggi 1.500 meter mengarah ke timur dan tenggara. Teramati guguran dengan jarak luncur 500-1.000 meter mengarah ke timur dan tenggara.

Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-200 meter di atas puncak kawah. Jumlah awan panas guguran 1 (satu), amplitudo 120 mm, durasi 155 detik.

Saat ini, Gunung Sinabung berada pada status III (Siaga) dengan rekomendasi warga maupun petani agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi serta lokasi di dalam radius tiga kilometer dari Puncak Gunung Sinabung. Selanjutnya, radius sektoral lima kilometer untuk sektor selatan-timur, dan empat kilometer untuk sektor timur-utara.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement