Kamis 10 Dec 2020 14:31 WIB

Jakpro Libatkan Industri untuk Rawat Venue

Jakpro harus mencari terobosan mencari pembiayaan mandiri.

Red: Fuji Pratiwi
Logo PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Jakpro melibatkan industri lokal untuk kebutuhan perawatan sejumlah venue olahraga di Jakarta.
Foto: Dok Jakpro
Logo PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Jakpro melibatkan industri lokal untuk kebutuhan perawatan sejumlah venue olahraga di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melibatkan industri lokal untuk kebutuhan perawatan sejumlah tempat olahraga (venue) bertaraf internasional di Jakarta. Terlebih, Japro mengakui tidak bisa selamanya mengandalkan dana pemerintah daerah maupun pusat.

"Karena ada penugasan kami harus cari terobosan-terobosan untuk membiayai diri sendiri (secara mandiri)," kata Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto di Jakarta.

Baca Juga

Dwi mengemukakan, perawatan venue olahraga di Jakarta, di antaranya Jakarta International Velodrome, Jakarta International Stadium, dan Jakarta International Equestrian Park memerlukan biaya perawatan.

Velodrome sebagai lintasan sepeda bertaraf internasional di Rawamangun, Jakarta Timur, memerlukan biaya perawatan yang mencapai ratusan miliar rupiah. "Velodrome lintasannya menggunakan kayu dari Siberia, tingkat kelembabannya dan suhunya harus dijaga dengan standar internasional supaya tidak melengkung," ungkap dia.

 

Untuk itu pendingin ruangan (AC) harus dihidupkan selama 24 jam agar kayu di lintasan sepeda tidak mengalami pemuaian. Untuk estimasi biaya listrik sebulan saja Rp 700 juta. Itu pun belum kebersihan dan keamanannya.

Selain itu, PT Jakpro juga perlu mempersiapkan pembiayaan serupa untuk kebutuhan venue lainnya seperti JIS yang ditargetkan rampung pembangunan fisiknya pada Oktober 2021 serta Equestrian di Pulomas.

Berangkat dari tuntutan tersebut, Jakpro berupaya mengembangkan sayap usaha komersial melalui kerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat. KONI sebagai institusi yang menaungi olahraga, kata Dwi, saat ini memiliki peran pembinaan terhadap pengusaha industri olahraga lokal lewat produk Patriot.

"Peran industri olahraga inilah yang nanti kami harapkan bisa menutup biaya operasional minimal 100 persen untuk pengelolaan dan perawatan venue di Jakarta," kata Dwi.

Produk Patriot akan berperan sebagai sponsor pertandingan, iklan, konser musik, dan lain sebagainya untuk mendorong antusiasme pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Komitmen tersebut dikelola bersama Jakpro dan KONI lewat penandatanganan kesepahaman (MoU) bertempat di lantai 12 Gedung KONI Pusat kawasan GBK, Jakarta Pusat, Kamis (10/12). 

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Dirut PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto dengan Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman.

Perwakilan Tim Patriot, Mochtar Sarman menambahkan, produk olahraga seperti sneakers, jersey, tumbler dan lainnya sudah bukan lagi bagian dari aktivitas olahraga, tapi sudah menjadi bagian penting sehari-hari masyarakat.

"Merchandise tidak hanya menjadi bagian olahraga tapi bisa buat sekolah, jalan-jalan ke mal sampai ke kantor," kata dia.

KONI sudah menjual barang dagangan (merchandise) Patriot yang telah diterima masyarakat dan sedang memperluas kembali distribusi supaya bisa dibeli dengan mudah.

Hasil penjualan, kata Mochtar, berkontribusi tidak hanya kepada pemerintah melalui KONI, tapi juga memfasilitasi pengembangan mandiri dalam sektor olahraga dan gaya hidup.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement