Sabtu 06 Feb 2021 19:35 WIB

Semarang Dikepung Banjir, Dapur Umum Diupayakan

Upaya kurangi banjir Semarang dengan pompa retensi telah dilakukan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Karyawan menyelamatkan sejumlah barang dari kantor yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Akibat banjir setinggi hingga 70 cm tersebut, PT KAI (Persero) DAOP 4 Semarang mengalihkan sejumlah rute perjalanan kereta api.
Foto: Antara/Aji Styawan
Karyawan menyelamatkan sejumlah barang dari kantor yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Akibat banjir setinggi hingga 70 cm tersebut, PT KAI (Persero) DAOP 4 Semarang mengalihkan sejumlah rute perjalanan kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Semarang dan daerah lain di sekitarnya, sejak Jumat (5/2) siang, mengakibatkan hampir separuh wilayah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, tergenang banjir. Hingga Sabtu (6/2) sebagian Kota Semarang masih tergenang.

Selain melumpuhkan operasional transportasi udara, genangan air juga melumpuhkan transportasi kereta api. Termasuk juga mengganggu kelancaran transportasi jalan darat di sejumlah ruas jalan.

Baca Juga

Yang terparah terjadi di jalur Pantura Kota Semarang, yaitu di kawasan Mangkang. Ketinggian genangan air mencapai paha orang dewasa hingga akses utama penghubung Kota Semarang dengan kabupaten Kendal tersebut tersendat.

“Hanya kendaraan besar seperti truk dan bus yang mampu melintas, kalau kendaraan yang lebih rendah dan kecil pasti kesulitan dan tidak berani menerobos banjir,” ungkap Heri (37) salah seorang pengemudi truk yang dikonfirmasi Republika.

Tak hanya di jalur Pantura di kawasan Mangkang, jalur Pantura di sepanjang Jalan Kaligawe hingga Genuk juga tergenang air di sejumlah titik. Kondisi ini mengakibatkan arus lalu lintas di ruas jalan tersebut pun tersendat.

Genangan banjir, juga dilaporkan terjadi di sejumlah wailayah di dalam kota Semarang. Selain menggenang kawasan pemukiman air juga menggenangi sejumlah jalan protokol di pusat kota, sepanjang Sabtu pagi hingga siang hari.

Kawasan Kota Lama Semarang yang setelah penataan relatif terhindar dari genangan banjir, pada Sabtu pagi masih tergenang dengan ketinggian air bervariasi. Tingginya antara 25 hingga 40 centimeter.

Di kawasan pemukiman, genangan banjir juga mengakibatkan aktivitas warga di sejumlah lingkungan terganggu. Seperti di kawasan Tlogosari, Cebolok, Gayamsari, Puri Anjasmoro dan lainnya.

Terkait banjir yang mengepung Kota Semarang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyampaikan sebenarnya upaya mengurangi genangan air dengan mengoptimalkan semua pompa retensi telah dilakukan. Namun karena cuaca yang cenderung buruk dan intensitas hujan juga sangat tinggi tidak mampu mengatasi debit air hujan.

“Guna penanganan warga terdampak, BPBD Kota Semarang telah menyiapkan dapur umum guna memenuhi kebutuhan warga,” jelas Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono.

Terlebih, lanjutnya, saat banjir terjadi Sabtu ini, warga Kota Semarang umumnya memang berada di rumah karena pemberlakuan gerakan Jateng di Rumah Saja. Sementara banyak tempat usaha yang tutup.

Dapur umum tersebut sementara dipusatkan di kantor BPBD Kota Semarang. Nantinya dapur umum ini akan mengupayakan kebutuhan logistik bagi warga terdampak. “Kami sudah berkoordinasi dengan masing-masing pemangku wilayah untuk berkoordinasi terkait dengan kebutuhan warga,” ungkapnya.

Dukungan penanganan warga terdampak banjir juga dating dari Partai Gerindra, yang mendirikan dapur umum dan membagikan 10 ribu nasi bungkus pada korban banjir di berbagai wilayah Kota Semarang. “Selain kewajiban untuk membantu masyarakat, kegiatan dukungan dapur umum ini diwujudkan dalam rangka HUT ke-13 Partai Gerindra,” ungkap Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Yudi Indras Wiendarto.

Menurutnya, banjir di Kota Semarang kali ini tergolong cukup parah. Hujan deras yang turun semenjak Jumat hingga hari Sabtu ini mengakibatkan sejumlah sungai yang bermuara di pantai utara Kota Semarang meluap.

Tak hanya di satu titik, banjir terjadi di sejumlah lokasi di beberapa kecamatan. Sejak pagi hari, dapur umum Partai Gerindra langsung mendirikan 30 dapur umum di 16 kelurahan yang terdampak banjir.

Lokasi-lokasi tersebut merupakan wilayah yang terdampak banjir cukup parah. “Seperti di wilayah Bulu Lor, Bandarharjo, Gayamsari, Tambakrejo, Pedurungan, Bangetayu, Tlogomulyo, Mangkang dan Tugurejo,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, dapur umum didirikan di rumah-rumah warga yang tidak terdampak genangan banjir. Rumah tersebut dipinjam dan digunakan untuk memasak semua kebutuhan makanan.

“Untuk kegiatan memasak di dapur umum tersebut, ratusan relawan Partai Gerindra ikut terjun. Tak terkecuali warga sekitar juga bersama-sama hadir untuk membantu kegiatan sosial ini,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement