Selasa 16 Mar 2021 12:26 WIB

UMM Bahas Kondisi Agribisnis di Indonesia

Pertanian merupakan salah satu sektor penggerak roda perekonomian di Indonesia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Kolokium Doktor Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas kondisi agribisnis di Indonesia melalui kanal Zoom dan YouTube Agribisnis UMM.
Foto: dok. Humas UMM
Kolokium Doktor Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas kondisi agribisnis di Indonesia melalui kanal Zoom dan YouTube Agribisnis UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kolokium Doktor Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas tuntas mengenai kondisi agribisnis di Indonesia. Acara tersebut diselenggarakan pada Sabtu (13/3) melalui kanal Zoom dan YouTube Agribisnis UMM.

Pembahasan agribisnis pada Kolokium Doktor FPP tidak lepas dari kondisi pertanian saat ini. Pertanian merupakan salah satu sektor penggerak roda perekonomian di Indonesia. Namun kecenderungan Indonesia untuk mengimpor bahan pangan pokok dari luar negeri masih cukup tinggi.

Baca Juga

Dekan FPP UMm, David Hermawan, berharap, kolokium doktor ini dapat menjadi penerang hati masyarakat. Selain itu juga bisa membuat pembangunan agribisnis nasional menjadi berdikari dan mandiri. “Semoga acara ini dapat menjadi pengubah dan penggerak agribisnis nasional. Paling tidak dapat mengurangi permasalahan-permasalahan  pangan di Indonesia,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Senin (15/3).

photo
Kolokium Doktor Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas kondisi agribisnis di Indonesia melalui kanal Zoom dan YouTube Agribisnis UMM. - (Dok. Humas UMM)

 

 

Di kesempatan ini, hadir dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Jakung Handoyo Mulyo. Jakung mengatakan, tingkat produksi bahan pangan pokok di Indonesia sangat rendah dari tahun ke tahun. Di sisi lain, impor bahan pangan pokok seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging cukup tinggi di Indonesia. 

 

Pada 2019 misalnya, produksi padi di Indonesia hanya bertumbuh 0,31 persen. Sementara produksi padi dunia bertumbuh 1,25 persen. Untuk produksi kedelai, Indonesia hanya bertumbuh 2,08 persen sedangkan produksi dunia mencapai 4,1 persen.

 

Selanjutnya, saat ini Indeks ketahanan pangan Indonesia masih lemah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Meskipun beberapa tahun ini mengalami peningkatan, Indonesia masih berada di kisaran peringkat tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement