Senin 31 May 2021 07:07 WIB

Ribuan Pendaftar Ikuti UTBK Kedokteran dan Farmasi UMM

Ujian dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk menjaring mahasiswa baru jurusan kedokteran dan farmasi.
Foto: humas umm
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk menjaring mahasiswa baru jurusan kedokteran dan farmasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk menjaring mahasiswa baru jurusan kedokteran dan farmasi. Ujian ini diselenggarakan dalam dua periode yakni 27 sampai 30 Mei serta 9 sampai 11 Juni 2021 dengan protokol kesehatan ketat. 

Kepala Unit Pelayanan Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru (UPT PMB) UMM, Saiman, menjelaskan, ada 1.007 pendaftar pada UTBK gelombang pertama mengikuti ujian jurusan kedokteran dan farmasi ini. Ia juga menegaskan pelaksanaannya akan lebih diperketat. "Tidak hanya dalam hal protokol kesehatan saja, tapi juga keamanan akan kecurangan yang mungkin terjadi," kata Saiman.

Para peserta akan diminta untuk mengganti masker lama dengan masker baru yang sudah disiapkan. Jumlah peserta dalam satu ruangan dibatasi yakni 13 hingga 15 peserta saja. UMM jug menyediakan handsanitizer dan sarung tangan bagi pengawas ujian.

Dari sisi keamanan, Saiman mengatakan sudah menyiapkan tim internal yang terdiri atas para sekuriti. Sementara untuk tim eksternal bekerja sama dengan kepolisian setempat. Keduanya akan memeriksa ruangan dan para peserta demi kelancaran UTBK. 

UMM juga sudah menyiapkan metal detector yang akan digunakan sesaat sebelum ujian dimulai. Kemudian tim juga menyiapkan bus dan mobil untuk kepentingan peserta ujian. Keduanya disiapkan untuk berjaga-jaga ketika hujan turun sehingga tidak menghambat pelaksanaan UTBK.

Wakil Rektor I UMM, Profesor Syamsul Arifin menjelaskan, model pelaksanaan UTBK telah mengikuti prokes yang sesuai mengingat pandemi tidak kunjung usai. Ujian berbasis komputer ini juga khusus dilangsungkan untuk menyeleksi calon mahasiswa kedokteran dan farmasi. Sementara untuk jurusan lainnya memiliki sistem yang berbeda, baik melalui prestasi akademik maupun nonakademik serta hasil rapot.

Syamsul juga menegaskan proses seleksi, khususnya jurusan kedokteran dilaksanakan dengan ketat. Hal itu tidak lepas dari ketentuan pusat yang membatasi kuota mahasiswa sebanyak 150 mahasiswa pada jurusan kedokteran. 

Ia juga mengapresiasi usaha dari tim teknisi dan soal yang sudah bekerja semaksimal mungkin demi kelancaran UTBK. "Soal dan sistem yang sudah disusun sedemikian rupa insya Allah bisa meminimalisir kecurangan dan kemungkinan adanya joki. Jadi bisa dipastikan aman dan bisa dipertanggung jawabkan,” kata Syamsul dalam pernyataan resminya, Ahad (30/5).

Syamsul berharap seleksi seperti ini dapat terus dipertahankan di UMM. Kemudian bisa dilaksanakan untuk menjaring di jurusan lainnya, utamanya Psikologi dan Ilmu Komunikasi yang memiliki banyak peminat. Apalagi Fakultas Kedokteran dan Farmasi UMM telah memiliki reputasi yang baik di mata pemerintah dan masyarakat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement