Kamis 09 Sep 2021 12:53 WIB

Cara Mengurangi Jejak Digital di Internet

Pengguna mulai menaruh minat aktif pada privasi dan keamanan akun sosial media.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Jejak digital (ilustrasi).
Foto: Freepik.com
Jejak digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna internet selalu meninggalkan jejak digital ketika menggunakan berbagai layanan daring. Jejak ini dapat mencakup informasi tentang situs yang dikunjungi, foto yang diunggah, dan interaksi di media sosial, seperti komentar, kiriman, dan reaksi.

Pengaturan privasi yang tepat dalam berbagai layanan digital dapat membantu kita mengurangi jumlah jejak daring yang akan ditinggalkan. Termasuk, mengendalikan pemberian informasi pribadi.

Baca Juga

Pekan lalu, penelitian Kaspersky mengeksplorasi layanan dan platform mana yang paling dikhawatirkan oleh pengguna terkait privasi dan keamanan data pribadi. Statistik diperoleh berdasarkan data anonim pada kunjungan ke situs Kaspersky Privacy Checker antara Desember 2019 hingga Agustus 2021. Dalam melakukan analisis, Kaspersky menganalisis layanan dan platform mana yang petunjuk pengaturan keamanannya (security setting instructions) paling banyak dibuka oleh pengguna.

Hasilnya, pengaturan keamanan untuk OS Android dan pengaturan Whatsapp di Android adalah yang paling banyak dibuka oleh pengguna. Sementara untuk jejaring sosial, pengguna paling sering melihat halaman keamanan Facebook di berbagai platform.

Instagram juga menjadi jejaring sosial kedua yang paling banyak ditinjau dalam hal jumlah permintaan untuk pengaturan privasi. "Sebagian besar tindakan sehari-hari yang dilakukan pengguna di laman dapat menyebabkan akumulasi jejak digital. Ini dapat mencakup alamat IP, komentar, foto dan tag lokasi, atau data biometrik yang diambil dari foto," ujar Sergey Malenkovich selaku kepala media sosial di Kaspersky.

Menurut dia, statistik pengunjung dalam proyek Privacy Checker menunjukkan, saat ini pengguna mulai menaruh minat aktif pada privasi dan keamanan akun dan berusaha mengurangi jejak digital jika memungkinkan. Berbagai platform populer pun ternyata menjadi sumber kekhawatiran para pengguna terkait keamanan data pribadi mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement