Rabu 15 Sep 2021 19:00 WIB

Dimakan Usia, Ruang Kelas SDN 2 Cengkoak Ambruk

Malam hari sebelum kejadian, hujan mengguyur wilayah setempat.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Ruang kelas IV di SDN 2 Cengkoak, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, ambruk, Selasa (14/9). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Foto: Dok BPBD Kabupaten Cirebon
Ruang kelas IV di SDN 2 Cengkoak, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, ambruk, Selasa (14/9). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Bangunan salah satu ruang kelas di SDN 2 Cengkoak, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, ambruk. Meski terjadi di tengah kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM), namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Kepala Sekolah SDN 2 Cengkoak, Suhemi, menjelaskan, bangunan yang ambruk itu merupakan ruang kelas IV. Menurutnya, ruang kelas tersebut sebelumnya memang telah rusak parah. Karenanya, ruang kelas itu memang sudah dikosongkan karena dinilai bisa membahayakan siswa dan guru.‘’Ruangan itu tidak dipakai sudah hampir dua tahun, sejak masa pandemi,’’ kata Suhemi, Rabu (15/9).

Suhemi menjelaskan, ruangan tersebut ambruk pada Selasa (14/9) pagi. Malam hari sebelum kejadian, hujan mengguyur wilayah setempat.  Guyuran air hujan itu membuat rembesan pada tembok yang sudah retak-retak maupun atap yang sudah lapuk. Hingga pada keesokan harinya, bangunan tersebut ambruk.

Atap maupun tembok bangunan itu ambruk hingga materialnya berserakan di lantai bangunan. Lapuknya bangunan yang ambruk terlihat dengan jelas dari kondisi kayu bangunan yang rapuh dan dimakan rayap.

Saat peristiwa itu terjadi, di ruang kelas lainnya sedang berlangsung kegiatan pembelajaran tatap muka. Karenanya, para murid dan guru menjadi panik dan berlarian ke luar kelas untuk menyelamatkan diri.

Peristiwa ambruknya ruang kelas IV itu juga dirasakan seperti getaran gempa kecil di ruang guru, yang posisinya sejajar dengan ruangan tersebut.‘’Kami panik. Guru dan anak-anak semua lari menyelamatkan diri,’’ kata Suhemi.

Suhemi menambahkan, selain ruang kelas IV, bangunan ruang kelas V dan kelas VI yang posisinya berdampingan, juga kondisinya rusak parah. Karenanya, kedua ruang kelas tersebut juga dikosongkan, termasuk ruang guru.

Sedangkan untuk kegiatan belajar mengajar, pihak sekolah menempatkan siswa di sejumlah ruang kelas lainnya secara bergantian. Bahkan, perpustakaan sekolah maupun mushola juga turut digunakan sebagai tempat belajar.

Suhemi mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu dibangun pada 1972. Sekolah itu pernah dilakukan rehab ringan pada 2012. Pihaknya berharap agar pemerintah segera memperbaiki ruang kelas yang ambruk agar kegiatan belajar mengajar kembali berjalan dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement