Jumat 05 Nov 2021 22:24 WIB

Transformasi Digital pada Sistem Pertanian

Sistem pertanian saat ini, sebetulnya tidak bisa berdiri sendiri.

Red: Gita Amanda
Professor Talk ditutup oleh Prof. Dr. Ir. Agus Buono dari Institut Pertanian Bogor sebagai narasumber kelima yang menjelaskan mengenai sistem pertanian di era sekarang, Ia menyebutkan bahwa sistem pertanian saat ini, sebetulnya tidak bisa berdiri sendiri.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
Professor Talk ditutup oleh Prof. Dr. Ir. Agus Buono dari Institut Pertanian Bogor sebagai narasumber kelima yang menjelaskan mengenai sistem pertanian di era sekarang, Ia menyebutkan bahwa sistem pertanian saat ini, sebetulnya tidak bisa berdiri sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pada Kamis (4/11) telah digelar kegiatan Professor Talk yang merupakan salah satu rangkaian virtual event Rakornas (Rapat Koordinasi Nasional) Aptikom (Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer) 2021. Rangkaian rakornas ini sudah berjalan sejak 1 sampai 6 November 2021 nanti.

Professor Talk merupakan kegiatan yang mendatangkan profesor di Indonesia yang profesional di bidangnya masing-masing ini, dilaksanakan secara online melalui Zoom dan Youtube Aptikom dan luring di Aula kampus Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampus Margonda, Depok.

Baca Juga

Selain Prof. Eri Prasetyo Wibowo yang bertugas memandu rangkaian kegiatan ini, turut dihadiri pula oleh sekretaris jenderal Aptikom Prof. Dr. rer. nat. Achmad Benny Mutiara, rektor Universitas Nusa Mandiri (UNM) Dr. Dwiza Riana, dekan Fakultas Teknologi Informasi UNM Anton, dan ketua prodi Sains Data UNM, Tati Mardiana.

Professor Talk ditutup oleh Prof. Dr. Ir. Agus Buono dari Institut Pertanian Bogor sebagai narasumber kelima yang menjelaskan mengenai sistem pertanian di era sekarang, Ia menyebutkan bahwa sistem pertanian saat ini, sebetulnya tidak bisa berdiri sendiri.

“Tetapi dipengaruhi oleh kondisi alam serta perubahan dari konsumen. Semua itu akan berpengaruh pada proses agriculture, mulai dari kebun hingga ke meja makan,” tutur Prof. Agus, Kamis (4/11).

Lanjutnya, itulah proses bisnis di pertanian. Untuk itu, bagaiman teknologi informasi yang ditandai dengan revolusi industri 4.0, bisa mendukung bidang pertanian Indonesia. Hal ini dikenal dengan digital transformation (transformasi digital).

“Transformasi digital yakni bagaimana mengintegrasikan teknologi digital ke dalam sebagian atau seluruhnya dari suatu sistem. Jadi, kalau tadi sistem pangan, tentu saja mulai dari pemrosesan di kebun hingga distribusi ke meja makan,” pungkasnya.

Ia menyampaikan, pada saat masing-masing proses bisnis tersebut, menggunakan teknologi informasi. Maka hal tersebut termasuk ke dalam digital transformation.

“Untuk di bidang pertanian sendiri, digital transformation sangat berpengaruh dalam beberapa hal seperti smart animal farm, smart animal health system, smart forestry, smart farming, smart agroindustry and logistic systems, smart fisheries and ocean management, dan smart cosumers,” paparnya.

Ia menegaskan, itulah subsistem agromaritim 4.0. Agromaritim itu sendiri merupakan bentuk transformasi digital di bidang pertanian dalam arti luas. “Di dalam membangun suatu agromaritim 4.0 terbagi menjadi 4 tahap, yaitu terinstrumentasi, integrasi, automasi, dan memasukkan machine learning,” tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement