Sabtu 08 Jan 2022 06:10 WIB

Psikolog Ungkap Dampak Perselingkuhan: Bisa Sampai PTSD!

Berbagai masalah akan muncul sebagai respons emosional akibat perselingkuhan.

Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi suami istri. Psikolog mengingatkan pasangan suami-istri untuk menjaga komitmen dalam hubungan agar tidak terjadi perselingkuhan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi suami istri. Psikolog mengingatkan pasangan suami-istri untuk menjaga komitmen dalam hubungan agar tidak terjadi perselingkuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengingatkan bahwa perselingkuhan dapat menyebabkan trauma bagi korban. Oleh karena itu, suami-istri harus menjaga komitmen dalam hubungan agar tidak terjadi perselingkuhan.

"Mereka yang mengalami perselingkuhan ternyata memenuhi kriteria untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD)," kata Kasandra saat dihubungi Antara, Jumat.

Baca Juga

Kasandra mengatakan, berbagai masalah juga akan muncul sebagai respons emosional akibat perselingkuhan, antara lain banyak pikiran, gangguan makan dan tidur, suasana hati yang tidak menentu, masalah kesehatan, hingga depresi. Hal tersebut menyebabkan beberapa terapis dan psikolog mulai menggunakan istilah gangguan stres pasca perselingkuhan untuk menggambarkan kondisi mental korban.

"Dampak yang dirasakan (oleh korban perselingkuhan) juga di antaranya menyalahkan diri sendiri dan merasa jika harga dirinya rendah," kata dia.

Selain itu, Kasandra mengatakan, perselingkuhan juga akan membawa dampak negatif terhadap anak. Menurutnya, anak yang orang tuanya selingkuh bisa sangat tertekan, stres, atau depresi.

"Perasan tertekan seperti ini bisa membuat si anak menjadi lebih pendiam, jarang bergaul, dan prestasi sekolahnya akan merosot," ujar Kasandra.

Sebaliknya, menurut Kasandra, anak juga bisa menjadi pemberontak. Jiwa labil seorang anak yang sedang depresi bisa menggiringnya ke dalam pergaulan yang salah dan membenci orang tua mereka.

Untuk menghindari perselingkuhan, menurut Kasandra, pasangan suami-istri perlu mewujudkan komunikasi secara transparan dan harmonis atas saling pengertian satu sama lain. Kemudian, meningkatkan kekuatan dan ketahanan diri yang dilandasi konsep diri dan rasa percaya diri yang mantap.

"Kondisi ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara tepat dan bertanggung jawab serta terhindar dari kemungkinan pengaruh negatif pihak lain," jelas dia.

Tak hanya itu, mengembangkan kontak sosial secara baik dan sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga, juga penting dilakukan. Sementara itu, jika menjadi korban, Kasandra juga membagikan tips yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan pasca perselingkuhan, di antaranya mengatur tahapan penyembuhan, memperoleh kisah-kisah positif, menyadari dampak perselingkuhan, dan memilih jalan yang positif.

"(Pemulihan) juga dapat dilakukan dengan menyusun rencana yang sehat dan produktif, hingga menjalankan proses terapi berkelanjutan," ujar Kasandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement