Rabu 09 Mar 2022 05:28 WIB

Erick dan Tony Blair Bahas Peranan BUMN di Presidensi Indonesia G20

Di depan Tony, Erick ungkap Indonesia negara Asean pertama jadi Presidensi G20

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berbincang dengan Mantan PM Inggris Tony Blair (kedua kanan) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/3/2022). Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi dan Tony Blair membahas soal ekonomi hijau dan IKN.
Foto: Antara/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berbincang dengan Mantan PM Inggris Tony Blair (kedua kanan) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/3/2022). Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi dan Tony Blair membahas soal ekonomi hijau dan IKN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bertemu dengan Sir Tony Blair dan perwakilan dari Tony Blair Institute for Global Change (TBI) untuk membahas peranan penting dan kontribusi perusahaan-perusahaan BUMN Indonesia dalam mendorong pencapaian agenda Presidensi G20 Indonesia pada Senin (7/3).

Erick menyampaikan Indonesia memangku Presidensi G20 dan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah KTT G20 dengan mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger".

Kata Erick, tiga pilar utama menjadi fokus Indonesia dalam Presidensi Indonesia di G20 2022, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan.

"Melalui pilar-pilar ini, Indonesia akan terus memimpin upaya mewujudkan akses vaksin covid-19 yang merata, serta mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif melalui partisipasi UMKM serta ekonomi digital," ujar Erick dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (8/3).

Erick menyebut The Tony Blair Institute for Global Change akan memberikan dukungan strategis kepada Kementerian BUMN sepanjang Presidensi G20 Indonesia, khususnya pada peran signifikan perusahaan-perusahaan BUMN di Indonesia, dan di seluruh dunia, dalam mendukung pemulihan global serta pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sejalan dengan kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan upaya bersama di tingkat global untuk Recover Together, Recover Stronger melalui Presidensi G20, Erick percaya akan pentingnya perusahaan-perusahaan BUMN memimpin melalui langkah nyata yang diwujudkan dalam berbagai inisiatif strategis dan transformasi berskala besar yang dapat memberikan dampak global.

"Saya percaya dunia tidak hanya akan melihat Indonesia mampu memberikan kontribusi jangka panjang kepada tata kelola dunia dan agenda keberlanjutan melalui Presidensi G20, namun juga melihat peran kunci perusahaan-perusahaan BUMN sebagai bagian dari upaya bersama memajukan perubahan dan kolaborasi di tingkat global," kata Erick.

Sejak akhir 2019, ucap Erick, Kementerian BUMN menggerakkan transformasi menyeluruh di BUMN, mulai dari klasterisasi, pembentukan berbagai holding, meningkatkan daya saing, profesionalisme, dan tata kelola perusahaan, hingga meningkatkan keterwakilan perempuan dan kaum muda di jajaran direksi BUMN.

"Berbagai langkah transformasi ini telah menunjukkan hasil nyata, terutama dengan pencapaian laba bersih BUMN secara konsolidasi yang meningkat signifikan, dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 90 triliun pada 2021," ungkap Erick.

Executive Chairman Tony Blair Institute for Global Change (TBI) dan mantan Perdana Menteri Inggris Raya (1997-2007), Tony Blair, mengatakan Indonesia memangku Presidensi G20 pada masa yang sangat penting bagi masyarakat dunia, dengan agenda, yang tidak hanya memimpin pemulihan global dari pandemi, namun juga menciptakan kerja sama internasional yang kuat dan inklusif. 

Menurut Blair, semua ini merupakan nilai-nilai fundamental yang sejalan dengan tujuan dan misi TBI. Blair juga merasa sangat penting untuk membahas peranan jangka pendek perusahaan-perusahaan milik negara dalam mendukung pemulihan global, juga peranan jangka panjang dalam memperkuat kapasitas bersama untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan, baik secara individu maupun kolektif. 

"Kami menyambut gembira kesempatan untuk memimpin diskusi global ini bersama Menteri Erick Thohir dan tim Kementerian BUMN," ungkap Blair.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement