Senin 13 Jun 2022 17:40 WIB

IHSG Berada di Zona Merah, Investor Asing Borong Saham Rp 376 Miliar

Saham MDKA dan BBNI menjadi yang paling banyak diburu oleh investor asing.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (Ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan hari ini, Senin (13/6/2022), bergerak di zona merah. IHSG ditutup terkoreksi tajam ke level 6.995,44 atau jatuh sebesar 1,29 persen.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (Ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan hari ini, Senin (13/6/2022), bergerak di zona merah. IHSG ditutup terkoreksi tajam ke level 6.995,44 atau jatuh sebesar 1,29 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan hari ini, Senin (13/6/2022), bergerak di zona merah. IHSG ditutup terkoreksi tajam ke level 6.995,44 atau jatuh sebesar 1,29 persen. 

Seluruh sektor mengalami pelemahan dengan beberapa diantaranya turun hingga 3,5 persen. Sektor transportasi & logistik mengalami penurunan terdalam diikuti teknologi dan energi. Nilai transaksi yang terbentuk pada hari ini mencapai Rp 16,76 triliun.

Baca Juga

Sementara investor asing masih membukukan pembelian bersih sebesar Rp 376 miliar. Meski MDKA dan BBNI menjadi yang paling banyak diburu oleh investor asing, keduanya tetap berakhir terkoreksi masing-masing 5,43 persen dan 0,60 persen. 

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan bursa saham global termasuk IHSG mendapat sentimen negatif dari lonjakan inflasi Amerika Serikat (AS). Kenaikan inflasi AS berpotensi memberikan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif.

"Sehingga, berpotensi mengurangi minat investasi ke dalam negeri dalam bentuk portfolio sebab spread suku bunga yang mengecil dan perbedaan sovereign rating yang menunjukkan tingkat risiko berinvestasi di suatu negara," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (13/6/2022). 

Naiknya suku bunga dikhawatirkan memicu aliran modal keluar yang lebih besar dari dalam negeri. Hal ini berpotensi memberikan depresiasi lebih dalam terhadap nilai tukar Rupiah. 

Menurut riset, sentimen negatif lainnya datang dari peningkatan kasus Covid-19 yang saat ini mencapai lebih dari 500 jiwa. Kondisi ini memberikan sinyal kewaspadaan terhambatnya proses transisi menuju endemi. Di sisi lain, kasus harian varian BA 4 dan BA 5 yang sudah masuk ke Indonesia juga mulai meningkat.

Tak hanya di dalam negeri, kenaikan kasus juga kembali menggempur Ibukota Cina, Beijing. Akibatnya, dua distrik menutup beberapa tempat hiburan di Beijing. 

Senada dengan IHSG, bursa global kebakaran hingga di atas 3 persen. Bursa Wall Street mencatatkan pelemahan terdalam hingga hampir 3 persen serta bursa Eropa melemah hingga 3,36 persen. Demikian halnya dengan bursa Asia yang terperosok hingga 3,52 persen.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah sebesar 0,89 persen. Saham-saham yang mendominasi penurunan diantaranya HMSP, ADRO, ANTM, BBNI, dan BBTN. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya CPIN, INKP, GOTO, KLBF, dan UNTR. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement