Rabu 07 Dec 2022 22:03 WIB

Pemkab Jayawijaya Minta Sopir tidak Buat Tarif Baru Jelang Natal

Masyarakat di perkampungan kini tidak lagi berjalan kaki untuk menjangkau perkotaan.

Red: Ilham Tirta
 Angkutan umum (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Angkutan umum (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, mengimbau seluruh sopir angkutan umum tidak membuat tarif baru secara sepihak menjelang Natal. Sopir nakal akan diberikan sanksi yang sesuai.

Sekretaris Dinas Perhubungan Darat Jayawijaya, Yuda Daby mengatakan, mereka akan melakukan razia kendaraan angkutan umum pada hari natal. "Kami imbau tidak boleh kasih naik harga taksi, hari raya baru kasih naik, itu kurang bagus juga. Kami mengimbau demikian sebab terkadang di situasi Natal dan hari raya umat Muslim, kadang sopir kasih naik harga," katanya di Wamena, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga

Dishub juga mengimbau penjual bahan bakar minyak (BBM) di tingkat pengecer agar tidak menaikkan harga. Sebab hal itu dapat memicu sopir memberlakukan tarif baru secara sepihak tanpa kesepakatan bersama dengan pemerintah.

"Harga BBM di agen premium dan minyak solar (APMS) itu tidak naik, tetapi yang di pengecer dan itu bisa berdampak kepada angkutan, sehingga kami dari dinas perhubungan mengimbau untuk penjual solar, bensin kalau bisa tetap pakai harga itu yang sudah ditetapkan pemerintah atau tidak lebih dari Rp 25 ribu per liter," katanya.

Yuda memastikan, dengan terbukanya akses jalan antar kampung, distrik, dan kota, masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan pasokan bahan makanan jelang hari raya Natal. Mereka bisa dengan mudah menjangkau kota dengan kendaraan.

Sebelum dibukanya akses jalan, masyarakat beberapa kampung dan distrik harus berjalan kaki ke kota untuk berbelanja dan hal itu memakan waktu. "Datang berhari-hari, kadang pekanan untuk belanja di kota. Tetapi sekarang transportasi darat sudah lancar, bisa pakai motor, mobil," katanya.

Jelang Natal pada 25 Desember 2022, aktivitas masyarakat daerah pinggiran yang datang berbelanja ke pusat kota cukup tinggi. Bahkan, kata Yuda, masyarakat beberapa kabupaten pemekaran terdekat datang berbelanja di Jayawijaya.

"Karena ini kabupaten induk dan pusat perekonomian di pegunungan," kata Yuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement