Profil: Kroasia Mencoba Realistis

Reuters/Antonio Bronic
Pemain Timnas Kroasia menggelar sesi latihan di Bad Tatzmannsdorf, Wina, dalam rangka persiapan Piala Dunia 2014 Brasil.
Rep: Satria Kartika Yudha Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Kroasia langsung bersikap realistis ketika mengetahui hasil undian putaran final Piala Dunia 2014 menempatkan mereka di Grup A bersama Brasil, Kamerun, dan Meksiko. Tanpa ragu, pelatih Kroasia Niko Kovac menjagokan Brasil sebagai juara grup.

Akan tetapi, Kovac sangat optimistis timnya dapat bersaing memperebutkan posisi kedua untuk meraih satu tiket tersisa ke fase gugur dengan mengungguli Meksiko dan Kamerun.


"Brasil tentu paling favorit di grup kami. Tapi, perebutan tempat kedua sangat terbuka," kata Kovac dilansir laman AFP belum lama ini.

Pernyataan Kovac itu sontak mendapat kritikan dari publik Kroasia. Kovac dianggap sudah mengibarkan bendera putih sebelum berperang.

Kovac punya alasan tersendiri atas pernyataannya itu. Ia menegaskan sikap realistis bukan berarti menyerah. Ia hanya tidak ingin sesumbar tentang prestasi yang akan diraih anak asuhnya.

Pasalnya, beban Kroasia tidaklah ringan. Apalagi, Kroasia bakal menjadi lawan Brasil pada partai pembukaan Piala Dunia di Stadion Sao Paulo pada 12 Juni. "Seluruh dunia akan mengalihkan perhatiannya ke pertandingan nanti," ungkap dia.

Kovac meyakini laga pembuka nanti bakal menjadi kunci. Jika bisa meraih kemenangan ataupun imbang, itu akan menambah motivasi untuk menjalani laga tersisa melawan Kamerun dan Meksiko. Namun jika sebaliknya, itu bakal menjadi malapetaka.

Yang terpenting, tambah dia, Kroasia harus bisa menyulitkan Brasil. Sama seperti ketika kedua tim bertemu di fase grup Piala Dunia 2006 Jerman. "Piala Dunia 2006 jadi contoh. Kami bisa menyulitkan mereka yang akhirnya hanya mencetak satu gol kemenangan melalui Ricardo Kaka," ujar dia.

Perjalanan Kroasia menuju putaran final sangat berliku. Meskipun sempat tampil menjanjikan dengan meraih lima kemenangan dan satu kali imbang pada enam laga pertama di kualifikasi Grup A Zona Eropa, Kroasia harus susah payah berjuang di babak play off karena finis di peringkat dua.

Ini lantaran Kroasia hanya bisa menambah satu poin dari 12 poin maksimal yang bisa diraih pada laga tersisa. Di babak play off, Kroasia sukses mengalahkan Islandia dengan agregat 2-0.

Kejutan 98
Sebagai negara kecil yang memiliki penduduk tidak lebih dari lima juta jiwa, Kroasia sudah menggemparkan pentas sepak bola dunia. Itu terjadi pada Piala Dunia 1998 Prancis yang merupakan debut pertama mereka setelah berpisah dengan Yugoslavia.

Berstatus sebagai tim yang tidak diunggulkan, Kroasia sukses membuat kejutan. Davor Suker dan kawan-kawan ternyata mampu membawa negara mereka meraih titel posisi tiga.

Kesuksesan Kroasia di Piala Dunia 1998 mulai terlihat saat tim ini berhasil melenggang ke babak 16 besar dengan status sebagai runner up grup.

Kemenangan 1-0 atas Rumania membawa mereka lolos ke babak delapan besar. Selanjutnya, Kroasia berhasil melaju ke semifinal setelah menaklukkan Jerman secara memukau dengan torehan skor 3-0.

Namun, Kroasia akhirnya harus mengakui keunggulan sang tuan rumah Prancis setelah mereka dikalahkan 1-2. Kroasia membuktikan diri sebagai tim yang pantas diperhitungkan dunia setelah menundukkan Belanda 2-1 dalam duel memperebutkan tempat ketiga.

Kini, bukan tidak mungkin Kroasia bisa kembali mengulang sejarah. Terlebih Kroasia memiliki cukup banyak pemain yang mampu menjadi tulang punggung klub-klub Eropa.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler