Anggota DPR: Perlu Pendekatan Baru Tangani Penyanderaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, Sukamta menilai perlu pendekatan baru yang komprehensif dalam menangani persoalan penyanderaan yang menimpa Warga Negara Indonesia di luar negeri. Salah satunya operasi militer bersama secara reguler yang melibatkan tentara gabungan trilateral Indonesia-Filipina-Malaysia.
"Membebaskan sandera itu jangka pendek, ibaratnya menyembuhkan sakit, fokus kepada pembebasan sandera itu cuma menyembuhkan gejalanya. Maka perlu kita sembuhkan penyebab utama penyakitnya sebagai solusi jangka panjang," katanya di Jakarta, Selasa (12/7).
Dia menilai penyebab utamanya adalah soal politik internal Filipina, mungkin ada ketidakadilan dan kesenjangan pembangunan di sana. Karena itu dia menyarankan agar pemerintah Indonesia mendesak pemerintah Filipina bisa meredam konflik ini, bahkan kalau bisa "berdamai" dengan kelompok bersenjata.
"Mungkin Indonesia bisa dijadikan contoh saat menangani konflik GAM di Aceh," ujarnya.
Sekretaris Fraksi PKS itu menjelaskan, faktor penyebab berikutnya adalah kurang amannya beberapa kawasan. Menurut dia, wilayah perairan perbatasan seringkali menjadi wilayah yang rawan aksi perompakan. "Sehingga perlu dilakukan kerjasama lintas negara untuk sama-sama menjaga keamanan perbatasan," katanya.
Sukamta mengatakan pendekatan komprehensif jangka pendek yang bisa dilakukan adalah operasi militer bersama secara reguler yang melibatkan tentara gabungan trilateral Indonesia-Filipina-Malaysia. Dia menegaskan bahwa TNI dan Polri memiliki pasukan elit yang memiliki kemampuan membebaskan sandera.
"Tapi perlu diingat bahwa tugas utama TNI dan Polri adalah membebaskan sandera, sebisa mungkin meminimalisasi penggunaan senjata pembunuh, kecuali memang tidak ada jalan lain," ujarnya.