Anggota DPR Usulkan Panja Awasi Kinerja PTPN
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR RI Mustofa Assegaf mengusulkan pembentukan panitia kerja untuk mengawasi kinerja perusahaan dan aspek finansial dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang ada di berbagai daerah. Usulan pembentukkan panja ini dilatarbelakangi kinerja perusahaan tersebut menurun secara drastis.
"Saya usul agar Komisi VI dapat membentuk Panja PTPN di masa sidang berikutnya untuk menindaklanjuti kinerja PTPN," kata Mustafa dalam rilis, Rabu (3/8).
Politisi PPP itu menginginkan agar panja tersebut nantinya mendalami kinerja PTPN. Namun, masih dilakukan pendalaman apakah pemeriksaan dan pengawasan itu nantinya dilakukan secara terpisah atau tidak.
Misalnya, apakah Panja PTPN yang khusus mengelola komoditas kelapa sawit apakah sama dengan Panja PTPN yang khusus mengelola ternak, dan permasalahan lainnya, sehingga diharapkan ada masukan dari masyarakat.
PTPN merupakan perusahaan perkebuhan yang merupakan BUMN dan kebanyakan merupakan perkebunan peninggalan dari zaman kolonial dahulu, sehingga pengelolaannya saat ini betul-betul perlu dilakukan agar sesuai untuk meningkatkan pendapatan negara.
Sejumlah PTPN baru-baru ini sebenarnya telah berencana membuat berbagai program pengembangan, seperti Holding Company PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III segera membangun pabrik minyak goreng di Sei Mangke, Sumatera Utara berkapasitas 600 ribu ton per tahun dengan investasi Rp 558 miliar.
"September 2016 akan 'groundbreaking' (peletakan batu pertama). Dengan masa konstruksi selama 18 bulan, maka pabrik miyak goreng PTPN III itu diharapkan mulai berproduksi sekitar Februari 2018," kata Direktur Holding Company PTPN, Elia Massa Manik, di Jakarta, Senin (18/7).
Menurut Elia, pabrik yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu berada di lahan seluas 2.000 hektare, dan pembangunan dijadwalkan bakal berlangsung pada tahun 2016 ini serta terkait lahan dinilai sudah tidak ada masalah.
Sementara itu, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII melakukan ekspor buah pisang mas kirana sebanyak 18 ton per minggu dengan tujuan Tiongkok, bahkan jumlah tersebut dinilai masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sana.
"Pangsa pasarnya cukup bagus, bahkan ekspor sebanyak 18 ton per minggu ke Tiongkok tersebut masih kurang, karena komoditas pisang sangat dibutuhkan sekali di sana," kata Asisten Manajer Perkebunan Zelandia PTPN XII Firman Solihin di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (30/7).