Penyerangan Wiranto Dinilai Buah Simalakama

Pelaku penusukan Wiranto dianggap memanfaatkan momentum.

WELI AYU REJEKI/ANTARA FOTO
Menko Polhukam Wiranto (tengah) memberi keterangan pers usai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Matlaul Anwar di Pandeglang, sebelum ditusuk pasangan suami istri Syahril dan Fitri Andriana.
Rep: Muhamad Rifani Wibisono Red: Sadly Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta melihat penyerangan terhadap Menko Polhukam, Wiranto seperti buah simalakama. Dimana bila pejababat negara berjarak dengan rakyatnya maka akan mendapatkan kritikan.


Akan tetapi bila tidak berjarak bisa dimanfaatkan seperti peristiwa tersebut. Menurut Sanislaus, pelaku memanfaatkan momentum. Pelaku yang menurutnya adalah kelompok lama memanfatkan momentum itu sebagai aksi balasan atas ditangkapnya pimpinan kelompoknya.

Kedepannya, dia berharap koordinasi antara pihak kepolisian dan BIN bisa lebih diperkuat. Terlebih lagi BIN sudah memantau pelaku. Menurut dia, seharusnya dari laporan intelijen tersebut bisa menjadi dasar untuk memperketat pengamanan kepada pejabat publik.

Berikut video lengkapnya.

 

 

Videografer | Muhamad Rifani Wibisono

Video Editor | Fian Firatmaja

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler