Komisi IX DPR Dukung Riset Vaksin Atasi Corona
DPR telah menyetujui peningkatan dana riset Rp 5 triliun untuk tahun ini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kampus di Indonesia seperti Universitas Indonesian (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Airlangga (Unair), dan beberapa kampus lain disebut-sebut tengah berupaya melakukan pengembangan obat-obatan untuk penanggulangan virus Corona. Anggota DPR Komisi IX Muchamad Nabil Haroen mendukung penuh usaha periset Indonesia untuk saling bekerjasama atasi pandemik virus Corona.
"Saya ingin sampaikan bahwa Komisi IX mendukung penuh usaha pemerintah melalui instansi terkait, untuk menangani pandemi virus Corona. Pemerintah Indonesia juga berkoordinasi dengan WHO, untuk langkah-langkah strategis penanggulangan krisis karena virus Corona (Covid-19) ini. Jadi, Komisi IX DPR sangat mendukung langkah-langkah pemerintah untuk yang terbaik bagi bangsa Indonesia," kata Nabil dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Kamis (19/3).
Sementara itu terkait belum cairnya dana penelitian untuk vaksin Corona, Nabil menilai, bahwa persoalan tersebut masih proses. Sebab, menurutnya, untuk mencairkan anggaran tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
Namun dalam situasi krisis seperti saat ini, menurutnya, memang harus ada langkah cepat dan terobosan agar Indonesia terhindar dari bencana yang lebih besar. "Soal anggaran itu bukan satu-satunya tantangan. Justru, yang penting saat ini adalah mendorong konsorsium riset," ujarnya.
Dia menuturkan, konsorsium itu dinilai penting agar jangan sampai masing-masing kementrian membuat riset sendiri-sendiri. Dengan adanya konsorsium itu nantinya akan ada tim yang melibatkan lintas kementrian, periset dari kampus-kampus dan lembaga penelitian, serta dari industri farmasi dari BUMN kita.
"Jadi, dari proses awal dan akhirnya satu pintu, satu tim, satu kebijakan," jelasnya.
Politikus PDIP tersebut meyakini pemerintah punya komitmen untuk menanggulangi krisis Corona. Ia juga meyakini yang dilakukan pemerintah saat ini masih dalam proses riset.
"Di sisi lain, saya mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan, sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh dengan ramuan tradisional. Kita punya khazanah rempah-rempah yang sangat kaya manfaat, baik dari sisi medis maupun ekonomi," tutur Nabil.
Selain itu, dia berpandangan, perlunya dana abadi riset. Dirinya mengungkapkan, DPR telah menyetujui peningkatan dana riset Rp 5 triliun untuk tahun ini, dari sebelumnya Rp 950 miliar, saat ini menjadi Rp 5.95 triliun.
"Bahkan, ada rencana untuk menambah anggaran dana abadi riset hingga Rp 30 triliun hingga 2024," tutur Ketua Umum PP Pagar Nusa NU.