Ekonomi Melemah karena Corona, Fintech Lending Jadi Pilihan

Fintech lending perlu menurunkan suku bunga pinjaman di saat corona makin meluas.

Google
Fintech Lending. Ilustrasi
Rep: Novita Intan Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai layanan keuangan yang terbilang baru di Indonesia, industri pinjaman uang berbasis teknologi atau fintech lending tetap optimistis menghadapi situasi merebaknya pandemi virus corona. Adanya kebijakan pemerintah agar masyarakat mengurangi interaksi secara sosial atau social distancing karena virus tersebut, fintech lending dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin mendapatkan akses pendanaan tanpa perlu bertatap muka, sehingga bisa membantu perputaran roda perekonomian Indonesia di tengah krisis.

Menurut Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad kondisi saat ini membuat masyarakat fokus ke beberapa sektor yang menopang antisipasi penyebaran virus corona saja, misalnya seperti industri makanan dan kesehatan. Namun bukan berarti sektor lain seperti fintech lending tidak dapat bertumbuh di situasi saat ini.

“Ada pilihan untuk fintech lending namun perlu melihat situasi ketidakpastian seperti saat ini,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Selasa (24/3).

Agar industri ini tetap melaju di tengah situasi ekonomi yang ikut tidak menentu ini, Tauhid mengatakan, industri fintech lending perlu segera mengambil langkah-langkah strategis supaya masyarakat tetap mendapatkan akses pembiayaan secara online. Salah satu cara yang disebutkannya adalah menurunkan suku bunga yang dianggap dapat menarik perhatian publik.

“Di berbagai negara, suku bunga pinjaman di tengah situasi virus ini menjadi rendah sekali, bahkan sampai nol persen. Jika suku bunga tinggi, potensi non-performing loan (NPL) semakin meningkat. Ini bisa menjadi pukulan balik untuk industri fintech lending," jelasnya.

Dia juga menyarankan industri fintech lending melihat situasi ini sebagai kesempatan yang baik untuk memperkenalkan lagi industri yang masih baru di Indonesia. Cara lainnya misalnya perusahaan dapat membuat fasilitas tambahan seperti mengadakan program diskon atau hal menarik lainnya.

Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menambahkan industri harus tetap optimistis di tengah kondisi pembatasan sosial karena isu virus corona saat ini. Dia yakin fintech lending memiliki sistem yang dibutuhkan masyarakat saat ini yakni proses  yang seluruhnya secara digital, dapat memproses pinjaman dengan cepat tanpa bertele-tele dan yang terpenting adalah transparansi.

“Situasi saat ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi para penyelenggara fintech lending. Untuk itu diperlukan inovasi produk serta layanan yang dapat mencakup kebutuhan masyarakat saat ini. Ini bukan cara yang mudah tapi perlu dilakukan agar industri terus berkembang di tengah situasi yang tidak menentu,” jelas Kuseryansyah.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler