Dampak Penggunaan Pemutih Kulit Instan

Pemutih kulit instan banyak dipasarkan secara daring.

Prayogi/Republika
Memilih produk kecantikan. Pemutih kulit instan banyak dipasarkan secara daring, ketahui dampak pemakaiannya.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang masih beranggapan bahwa kulit yang putih merupakan sebuah standar kecantikan. Pemikiran yang salah kaprah ini kerap mendorong sebagian orang untuk rela melakukan apa pun demi membuat kulit mereka lebih putih.

Di saat yang bersamaan, marak bermunculan berbagai produk pemutih kulit yang menawarkan hasil instan. Produk-produk pemutih kulit instan ini umumnya tak memiliki izin edar BPOM RI dan dipasarkan secara daring.

Iming-iming memutihkan kulit secara instan ini tentu menarik perhatian sebagian orang yang mendambakan kulit putih. Tak heran bila pada akhirnya cukup banyak orang yang tergoda untuk mencoba produk semacam ini meski keamanannya tak terjamin.

Akibat dari penggunaan produk pemutih kulit abal-abal ini, cukup banyak orang yang akhirnya merugi. Sebagian orang yang menjadi korban membagikan foto-foto kulit mereka yang rusak di sosial media.

Produk pemutih kulit abal-abal yang umum ditemukan adalah produk pemutih kulit yang mengandung steroid. Sebetulnya, steroid bukan zat berbahaya.

"Steroid adalah obat antiinflamasi yang kegunaannya sangat banyak," jelas spesialis kulit dan kelamin dari RS Pondok Indah dr Susie Rendra SpKK, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Susie mengatakan, steroid tersedia dalam bentuk oral dan topikal. Banyak penyakit yang membutuhkan steroid sebagai terapinya, misalnya untuk terapi jangka panjang pada penyakit autoimun dan untuk mengatasi masalah radang pada kasus eksim.

Namun, penyalahgunaan steroid bisa memunculkan efek samping. Salah satunya adalah membuat pembuluh darah lebih menciut sehingga kulit tampak lebih pucat dan lebih putih.

"Efek samping inilah yang mungkin dimanfaatkan oleh produsen produk pemutih kulit (instan)," jelas Susie.

Kulit yang tampak putih akibat penyalahgunaan steroid hanya terjadi di awal saja. Penyalahgunaan steroid yang terus-menerus bisa memicu terjadinya striae pada kulit. Striae ini pada dasarnya sama seperti stretch mark.

"Namun istilah stretch mark biasanya mengacu pada kasus yang muncul karena sebab alami, misalnya melahirkan atau berat badan maupun tinggi meningkat drastis," ungkap Susie.

Pada penyalahgunaan steroid, striae muncul karena steroid memecah jaringan penghubung di kulit. Pada jangka panjang, penyalahgunaan steroid akan membuat permukaan kulit menjadi lebih tipis dan bergelombang sehingga muncul striae.

"Pengobatan striae sulit, mahal dan usaha yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapat," ungkap Susie.

Dampak lain dari penyalahgunaan steroid adalah masalah pertumbuhan rambut di kulit. Efeknya bisa berbeda pada setiap orang. Sebagian bisa mengalami pertumbuhan rambut yang lebih tebal, sebagian lain justru kehilangan rambut.

Susie mengingatkan bahwa steroid sebenarnya bermanfaat bila digunakan sesuai indikasi dan petunjuk dokter. Yang harus dihindari adalah penyalahgunaan steroid seperti yang terdapat pada sebagian produk pemutih kulit abal-abal.

"Yang terpenting, steroid digunakan sesuai indikasi, tidak berlebihan, terkontrol, sesuai dosis dan harus di bawah pengawasan dokter," papar Susie.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler