Pasien Covid-19 Kritis di India Sembuh Setelah Terapi Plasma

India melaporkan kasus pertama pasien Covid-19 sembuh dari Covid-19.

Republika/Raisan Al Farisi
Kantong darah (Ilustrasi). Pasien Covid-19 di India sembuh setelah menjalani terapi plasma.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India mencatat kesembuhan pertama pasien Covid-19 berkat terapi plasma. Pencapaian tersebut melibatkan seorang pria berusia  49 tahun yang dirawat di rumah sakit swasta di daerah Saket, New Delhi.

Pasien itu telah pulih sepenuhnya dan dipulangkan pada hari Ahad (26/4). Pria itu diopname setelah dinyatakan positif Covid-19 pada 4 April.

Pria tersebut diketahui mengalami gejala demam dan gangguan pernapasan. Kondisinya tidak terlalu buruk saat masuk rumah sakit.

Baca Juga



Kondisinya memburuk selama beberapa hari berikutnya dan dia segera membutuhkan oksigen eksternal. Pasien mengalami pneumonia dengan gagal napas tipe I hingga harus memakai dukungan ventilator pada 8 April.

Dilansir di Times Now News, Senin (27/4, keluarga pasien meminta rumah sakit untuk melakukan terapi plasma, modalitas pengobatan jenis pertama yang digunakan untuk penyakit ini di India. Permintaan itu diajukan melihat pasien tersebut tidak menunjukkan perbaikan dalam kondisinya.

Keluarga pasien kemudian mencari donor untuk mengekstraksi plasma. Mereka mendapatkan donor yang telah pulih dari infeksi tiga pekan sebelumnya dan tes Covid-19 negatif pada saat donor terbukti negatif.

Pasien yang dalam kondisi kritis itu diberikan plasma segar sebagai tambahan dalam protokol pengobatan standar pada malam 14 April. Setelah menerima perawatan, pasien menunjukkan peningkatan progresif dan pada hari keempat, bantuan ventilator dicabut pada pagi hari tanggal 18 April. Setelahnya, ia bahkan bisa terbebas dari oksigen tambahan.

Berbicara tentang keberhasilan kasus pertama di bawah terapi plasma, dr Sandeep Budhiraja selaku direktur Medis Grup Max Healthcare dan direktur senior Institute of Internal Medicine mengatakan bahwa ini membuka peluang baru adanya perawatan selama masa-masa sulit ini.

"Tapi, penting bahwa kita juga memahami bahwa terapi plasma bukan peluru ajaib. Kami tidak dapat menghubungkan pemulihan 100 persen hanya dengan terapi plasma, karena ada beberapa faktor yang mengukir jalannya menuju pemulihan," kata Budhiraja.

Ketua Max Healthcare Abhay Soi juga mengatakan bahwa terapi semacam itu memiliki potensi yang baik untuk membantu pasien Covid-19 yang sakit kritis. Ia mengungkapkan bahwa modifikasi terbaru dalam peraturan pemerintah telah membuatnya lebih mudah diakses oleh rumah sakit di berbagai negara bagian.

"Kami membutuhkan dukungan positif dari individu yang telah pulih dari penyakit untuk tampil sebagai donor," kata Soi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler