Muslim Inggris Tunjukkan Solidaritas Protes George Floyd
Muslim Inggris mengecam rasialisme kulit hitam yang menimpa George Floyd.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Muslim terbesar Inggris turut menunjukkan solidaritasnya terhadap aksi unjuk rasa menentang rasialisme di Amerika Serikat (AS). Dewan Muslim Inggris (MCB) mengeluarkan pernyataan yang mendukung protes anti-rasialisme di AS yang dipicu setelah polisi menewaskan seorang pria kulit hitam yang tidak bersenjata, George Floyd.
Dalam pernyataannya pada Selasa (2/6), Dewan Muslim Inggris mengatakan terguncang oleh berita pembunuhan Floyd. Pria Afrika-Amerika itu tewas setelah ia tercekik saat seorang petugas polisi berlutut sembari menekan lehernya selama beberapa menit.
"Kepada keluarganya, dan semua keluarga yang namanya tidak kita kenal, kami sampaikan belasungkawa terdalam kami. Rasa sakitmu adalah rasa sakit kami," demikian pernyataan MCB, dilansir di The New Arab, Kamis (4/6).
Lembaga Muslim ini menyadari rasialisme antikulit hitam harus dibasmi di manapun itu bermanifestasi. Sebab, kata MCB, kegagalan melakukannya akan terus menghasilkan kehancuran kehidupan yang berharga.
"Kami berdiri dalam solidaritas dengan saudara dan saudari kulit hitam kami di Amerika Serikat, Inggris dan sekitarnya, dimanapun rasialisme antikulit hitam dimanifestasikan," kata MCB.
Dewan Muslim juga bertekad menghancurkan rasialisme di komunitas Muslim di Inggris. Dewan Muslim berkomitmen memainkan peran dalam menanggulangi rasialisme di Inggris.
"Kami mendukung individu dan organisasi yang melakukan pekerjaan penting di ruang ini, sementara fokus pada penanganan rasialisme di dalam komunitas Muslim," kata MCB, menyimpulkan dengan slogan 'Black. Lives. Matter'.
Video pembunuhan yang dibagikan di media sosial telah mendorong puluhan ribu orang melakukan aksi protes di seluruh kota di AS selama delapan hari berturut-turut. Aksi tersebut dipimpin oleh gerakan Black Lives Matter.
Peristiwa tewasnya Floyd ini telah menyulut kembali isu lama tentang rasisme yang mendalam di kalangan otoritas AS, khususnya kebrutalan polisi terhadap komunitas kulit hitam. Demonstrasi yang tadinya berlangsung damai pun berlanjut menjadi kerusuhan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengerahkan ribuan tentara bersenjata berat, personel militer, dan aparat penegak hukum di seluruh Amerika untuk mengatasi pengunjuk rasa anti-rasis yang disebutnya 'teroris domestik'. Selain di AS, demonstrasi anti-rasisme sebagai bentuk solidaritas juga bermunculan di seluruh dunia, termasuk di Inggris pada akhir pekan lalu.