CEO Bandara: Ratusan Ribu Orang Bisa Kehilangan Pekerjaan
Inggris mewajibkan wisatawan asing melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chief Executive Officer Bandara Heathrow, Inggris, John Holland-Kaye mengatakan ratusan ribu bila tidak satu juta orang dapat kehilangan pekerjaan mereka. Itu terjadi bila industri penerbangan Inggris tidak segera beroperasi kembali.
"Sebagai negara kami tidak bisa terus seperti ini, kami harus mulai membuat rencana untuk membuka kembali perbatasan kami," kata Holland-Kaye pada Sky News, Senin (8/6).
Pemerintah Inggris mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan wisatawan asing untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Walaupun langkah ini ditentang keras oleh maskapai-maskapai terbesar di negara itu. Menurut mereka kebijakan tersebut akan mengganggu pariwisata dan ekspor.
"Jika kami tidak segera menggerakkan kembali industri penerbangan, dengan cara yang paling aman, maka kami akan kehilangan ratusan ribu jika buka satu juta pekerjaan saat Inggris mulai membangun perekonomiannya kembali," tambah Holland-Kaye.
Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel dan Menteri Transportasi Grant Shapps mengatakan kebijakan kewajiban karantina bagi pengunjung yang datang dari luar negeri sangat penting untuk menghindari wabah gelombang kedua. Kebijakan ini mulai diterapkan pada Senin ini.
"Mulai Senin, orang-orang datang ke Inggris harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," tulis para menteri itu di surat kabar Telegraph, pekan lalu.
Dalam kebijakan ini semua orang yang datang dari luar negeri termasuk warga Inggris yang pulang harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan memberitahu di mana mereka tinggal selama isolasi. Kebijakan ini dikritik maskapai penerbangan, kelompok pengusaha dan politisi.
"Detail perjalanan dan informasi kontak penumpang akan dibutuhkan, akan ada pos pemeriksaan dan denda," kata Patel dan Shapps.