Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pola Tidur
Sejak pandemi Covid-19 terjadi, banyak orang mengeluh adanya perubahan pola tidur.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemi Covid-19 terjadi, cukup banyak orang yang mengeluhkan adanya perubahan dalam pola tidur mereka. Perubahan ini bisa berupa kesulitan tidur, tidur lebih lama atau bahkan mengalami mimpi yang terasa jelas saat tidur.
Perubahan pola tidur selama pandemi ini terungkap dalam dua buah studi yang dimuat dalam jurnal Current Biology. Studi pertama merupakan studi pendahuluan yang dilakukan di Eropa.
Dalam studi ini, tim peneliti melakukan survei di berbagai negara selama enam minggu sejak pertengahan Maret hingga akhir April. Di rentang waktu tersebut, negara-negara yang disurvei sedang menerapkan aturan pembatasan yang ketat. Sekolah dan sebagian besar toko sudah ditutup dan kegiatan di luar rumah dibatasi.
Survei yang melibatkan 435 orang responden dewasa ini mengungkapkan bahwa para responden rata-rata tidur 15 menit lebih lama di malam hari selama pandemi. Akan tetapi, mereka justru merasa bahwa kualitas tidur mereka memburuk.
"Biasanya, kami akan menduga penurunan dalam jetlag sosial berkaitan dengan laporan perbaikan kualitas tidur," ungkap peneliti Christine Blume dari University of Basel, seperti dilansir Science Alert, Jumat (19/6).
Survei ini membuktikan bahwa dugaan tersebut tidak terjadi. Para responden justru mengalami penurunan kualitas tidur. Kondisi ini dinilai Blume berkaitan dengan adanya masalah kesehatan mental yang tak terlihat akibat pandemi Covid-19. Alasannya, beban yang dirasakan seseorang cenderung terasa meningkat di tengah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti lockdown.
"(Peningkatan beban yang dirasakan seorang individu) mungkin lebih besar dari manfaat penurunan jetlag sosial," tutur Blume.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu memperbaiki kualitas tidur. Salah satunya adalah berolahraga di luar rumah. Tentunya, berolahraga di luar rumah tetap harus dilakukan dengan mematuhi berbagai protokol kesehatan untuk mencegah risiko penularan Covid-19.
Studi kedua merupakan studi yang dilakukan terhadap 139 mahasiswa di Amerika Serikat. Studi ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjalani proses pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19 memiliki jadwal tidur yang lebih teratur. Durasi tidur yang didapatkan para mahasiswa juga menjadi lebih lama.
Berdasarkan survey, lebih dari 90 persen mahasiswa tidur sesuai rekomendasi tujuh jam per malam atau lebih. Sebelum ada kebijakan belajar jarak jauh, hanya sekitar 84 persen mahasiswa yang mendapatkan tidur cukup sesuai rekomendasi.
"Temuan kami memberi bukti lebih jauh bahwa kebiasaan tidur yang buruk bisa diubah pada mahasiswa," ungkap psikolog Ken Wright dari University of Colorado Boulder.
Perbaikan pola tidur pada mahasiswa selama pandemi Covid-19 ini memiliki dampak kesehatan yang baik. Alasannya, kurang tidur dan jadwal tidur yang tak teratur dapat memicu beragam masalah kesehatan seperti kenaikan berat badan, diabetes, depresi hingga gangguan kecemasan.