Kekhawatiran dari CFD Jakarta
CFD Jakarta yang padat membuat kebijakan tersebut perlu dievaluasi.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizkyan Adiyudha, Febrianto Adi Saputro, Dessy Suciati Saputri, Amri Amrullah, Antara
Ketua Fraksi partai Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino meminta Pemprov DKI Jakarta memperketat pelaksanaan Car Free Day (CFD). Pelaksanaan CFD Ahad (21/6) dianggap mengabaikan protokol kesehatan.
"Nasdem meminta Pemprov DKI segera melakukan evaluasi dan penyempurnaan dan pengetatan agar CFD berikutnya bisa aman dan sehat untuk warga DKI," kata Wibi Andrino setelah dikonfirmasi, Senin (22/6).
Dia mengatakan, kepadatan pengunjung CFD membuat jaga jarak sulit dilakukan. Padahal, lanjut dia, banyak anak-anak di bawah umur hingga warga lansia yang mendatangi kegiatan tersebut. Dia juga meminta agar ke depannya pengunjung perlu meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan, guna memutus rantai Covid-19.
Dia mengaku memahami alasan warga yang banyak datang ke CFD sambil olahraga juga sebagai ajang kumpul-kumpul, sejak diterapkannya Peraturan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dia mengatakan, kebijakan itu memang telah membatasi aktivitas masyarakat dan saat itu baru terjadi sedikit pelonggaran.
Namun, dia mengimbau warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan terkait Covid-19. Dia juga meminta masyarakat membatasi kegiatan berkumpul bila kondisi tubuh tidak dalam kondisi sehat.
"Terutama untuk anak dan lansia jangan dan kegiatan olahraga yang aman tetap lebih baik di rumah saja," katanya.
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo juga menyayangkan ramainya masyarakat yang mengikuti kegiatan CFD. Ia khawatir keramaian tersebut justru memunculkan klaster penyebaran Covid-19 baru.
"Jangan disepelekan bahwa CFD itu bisa menjadi klaster baru dari proses penularan Covid-19," kata Rahmad.
Ia pun menyoroti fungsi pengawasan yang dilakukan pemerintah daerah dalam pelaksanaan CFD. Menurutnya fungsi pengawasan tetap perlu digalakkan mengingat Indonesia, khususnya Jakarta masih berperang melawan Covid-19.
"Saya berharap bahwa silakan kalau toh ternyata memang CFD itu dibuka. Tapi fungsi pengawasan di lapangan itu harus benar-benar jalan, harus benar-benar berfungsi. Kalau kemarin nampak kita sangat sayangkan berjubel, tidak ada sosial distancingn, tidak ada jarak, sehingga potensi klaster yang tertular dari CFD itu potensinya sangat besar," ungkapnya.
Politikus PDIP itu pun berpesan ke pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk terus melakukan fungsi pengawasan, edukasi, dan sosialisasi. Jika dirasa tidak siap ia menyarankan agar kegiatan CFD dihentikan kembali.
"Kalau memang tidak siap, tutup. Kalau memang dibuka ya harus dipersiapkan sedemikian rupa. Fungsi pengawasan, kontrol ketika sudah penuh dilarang untuk masuk ke area CFD itu sja sederhananya," tegasnya.
Selain itu ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak memanfaatkan CFD sebagai perayaan kebebasan. Ia menyarankan agar masyarakat menghindari CFD jika dirasa sudah padat. Menurutnya masih ada jalanan lain di Jakarta selain jalan protokol yang sepi jika ingin bersepeda.
"Tolonglah ayo bersama-sama, pemerintah daerah juga jangan bebal, jangan lengah, ini harus fungsi pengawasan, kontrol tetap harus jadi prioritas utama dan masyarakat harus bergotong royong untuk bersama-sama mengendalikan Covid-19," imbaunya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum mengomentari secara langsung pelaksanaan CFD kemarin. Hari ini, Anies namun mengatakan angka reproduksi (R) Covid-19 di wilayah Jakarta berada pada kondisi yang terkendali berdasarkan hasil penelitian ilmiah.
"Tadi pagi jam 06.30 WIB, laporan dari tim Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia yang menyampaikan bahwa dua minggu masa transisi, wabah terkendali di Jakarta," kata Anies dalam sambutan HUT DKI Jakarta ke-493 di Balai Kota Jakarta.
Anies mengatakan kekhawatiran terhadap potensi lonjakan penularan Covid-19 di Jakarta justru tidak terjadi. Hasil kajian ilmiah menyebutkan angka reproduksi (R) pada virus Corona di Jakarta sebesar 0,98 atau mengalami penurunan.
Sebelumnya reproduksi Covid-19 sempat berada di level tertinggi menembus angka empat sebelum pemberlakuan PSBB, 16 Maret 2020.
Angka reproduksi Covid-19 diasumsikan bila ada 100 orang yang terkena Covid-19, maka tingkat penularan kepada yang lain mencapai 400 orang. Hingga menjelang pelaksanaan PSBB fase pertama pada 10 April 2020, tingkat reproduksi Covid-19 turun menjadi 1,5.
"Justru angka R-nya menjadi 0,98 sesuatu yang menunjukkan bahwa ini kerja keras seluruh masyarakat Jakarta," katanya.
Anies juga menyebut jika penurunan reproduksi Covid-19 sebagai kado istimewa bagi Jakarta. "Seakan 22 Juni ini kado bagi masyarakat Jakarta bahwa di saat kita memperingati HUT kota ini, pada saat ini juga Alhamdulillah pandemi yang pernah besar di Jakarta saat ini sudah terkendali," ujarnya.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, pemerintah terus melakukan pemantauan pelaksanaan protokol kesehatan di beberapa tempat, salah satunya di CFD Jakarta. Menurut dia, dalam kegiatan CFD ini masih ada masyarakat yang tak menjalankan dengan baik protokol kesehatan seperti menjaga jarak.
“Pelaksanaan car free day di Jakarta masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa physical distancing penting. Ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” kata Yurianto saat konferensi pers, Ahad (21/6).
Yurianto pun menekankan, jaga jarak merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan selama masa pandemi ini. Selain di kegiatan CFD, pemerintah juga menemukan masyarakat yang tidak disiplin menjalankan jaga jarak di sejumlah bandara udara, seperti di Batam dan di daerah lainnya.
“Beberapa bandar udara yang akan melaksanakan penerbangan di hari Minggu ini terutama mengarah ke Pulau Jawa kami laporkan pemantauan di Batam dan di beberapa tempat yang lain juga demikian. Kita masih melihat banyak masyarakat yang belum tertib menjaga physical distancing,” ujar dia.
Yurianto mengingatkan, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan harus dijalankan oleh setiap orang untuk mengendalikan penyakit ini. Karena itu, ia meminta agar masyarakat terus saling menjaga kesehatan dalam melaksanakan adaptasi kebiasaan baru.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan menerapkan protokol kesehatan saat CFD.
Bentuk aturan protokol kesehatan CFD Jakarta adalah:
1. Bagi pesepeda disiapkan 3 lajur paling kanan, olahraga lari disiapkan 1 lajur paling kiri, dan trotoar bagi pejalan kaki.
2. Pada segmen jalan di mana hanya terdapat 3 lajur, maka 2 lajur digunakan untuk jalur pesepeda, 1 lajur untuk olahraga lari, dan pejalan kaki diarahkan untuk menggunakan trotoar.
3. Pada segmen jalan di simpang Flyover Karet, 2 lajur sebelah kanan digunakan untuk pesepeda dan 1 lajur paling kiri untuk olahraga lari, dan pejalan kaki diarahkan untuk menggunakan trotoar.
4. Pada segmen Simpang Susun Semanggi, 2 lajur sebelah kanan disiapkan untuk pesepeda, bagi olahraga lari, dan pejalan kaki diarahkan melalui kolong Simpang Susun Semanggi.