China akan Bersikap Tegas dengan AS
Ada faksi politik AS yang gencar menekan China dari berbagai sisi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China akan bersikap tegas dan rasional menghadapi sikap Amerika Serikat yang semena-mena. Femikian dinyatakan Menteri Luar Negeri sekaligus anggota Dewan Negara China Wang Yi saat berdiskusi melalui telepon dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian, Selasa (28/7).
Menurut Wang Yi, hubungan China-AS saat ini telah menjadi sumber keprihatinan bagi komunitas internasional. Perkembangan seperti itu, lanjut dia, dipicu oleh faksi politik tertentu di AS dalam kampanye mempertahankan hegemoni unipolar dengan mengabaikan sejarah hubungan dengan China.
Mereka menekan China dari berbagai sisi, memprovokasi, menyerang sistem sosial yang dipilih rakyat Tiongkok. Faksi itu menjelek-jelekkan partai yang berkuasa dalam kaitan yang tidak terpisahkan dengan rakyat China. "Mereka telah mengabaikan norma dasar dalam interaksi antarnegara," ujar Menlu dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Oleh sebab itu, Wang Yi menyampaikan tiga hal penting kepada Menlu Prancis terkait hubungan China-AS. Pertama, katanya, China akan mengambil tindakan tegas terhadap perilaku AS yang merusak hak dan kepentingan Beijing. Pasalnya, selama ini China selalu menahan diri.
Seperti diketahui AS secara paksa memerintahkan penutupan Konsulat Jenderal China di Houston. Sebagai balasannya, China melakukan hal sama terhadap Konsulat Jenderal AS di Chengdu. "Kedua, kami tidak akan pernah membiarkan beberapa elemen anti-China untuk menghilangkan keberhasilan pertukaran dan kerja sama China-AS. Kami juga tidak akan membiarkan prasangka ideologis yang dapat merusak masa depan hubungan China-AS. Kami siap berjuang menjaga stabilitas hubungan China-AS melalui komunikasi yang sepadan," ujarnya.
Ketiga, Beijing percaya bahwa semua negara akan membuat keputusan yang benar dan bijaksana untuk mencegah dunia terseret ke dalam konflik Perang Dingin baru. Wang Yi juga mengajak dunia tetap penuh percaya diri atas masa depan dunia karena bertindak menentang kebenaran dan kebaikan tidak akan pernah populer dan abadi.
"Damai dan kerja sama pasti akan menjadi pilihan setiap orang pada zamannya," ujarnya menambahkan.