Vandalisme Masjid Kanada Marak, Muslim Minta Polisi Tegas
Vandalisme masjid di Kanada dinilai bentuk Islamofobia.
REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO – Asosiasi Muslim Kanada meminta tindakan tegas pada aksi vandalisme terhadap dua Masjid di Toronto. Asosiasi Muslim Kanada menyebut aksi itu telah dilakukan berulang kali.
Dari catatan Asosiasi Muslim Kanada, selama dua bulan terakhir telah terjadi lima kali insiden berbeda pada dua Masjid tersebut. Insiden vandalisme bahkan terjadi jelang Muslim merayakan Idul Adha.
Asosiasi Muslim Kanada meminta polisi dan pejabat mengambil tindakan tegas. "Anggota komunitas kami berhak atas rasa aman di tempat ibadah. Tahun ini terasa sulit bagi semua warga Kanada dan tindakan Islamophobia ini membuat jamaah menjadi korban," tulis keterangan resmi Asosiasi Muslim Kanada dilansir dari the Canadian Press pada Ahad (2/8).
Direktur Eksekutif Asosiasi Muslim Kanada, Sharaf Sharafeldin ingin polisi lebih responsif untuk melindungi Muslim sekaligus tempat ibadah. Ia menduga serangan ke Masjid sebagai bentuk Islamofobia.
"Kami butuh sikap bersama melawan tumbuhnya Islamofobia pada komunitas Muslim di Kanada," ujarnya.
Sementara itu, Juru Bicara Kepolisian Toronto, Caroline de Kloet, mengatakan pihaknya mengetahui beberapa insiden pada dua Masjid itu sejak 1 Juni. Ia mengklaim laporan itu masih ditelusuri.
Ia membantah "serangan" pada Masjid dilakukan atas dasar kebencian pada Muslim. Caroline mengungkap sudah ada satu orang ditangkap dalam dugaan pelemparan batu ke jendela Masjid.
Anggota Parlemen Provinsi, Jessica Bell, mendukung agar polisi menyelidiki tindakan penyerangan pada Masjid. Ia ingin polisi memastikan perlindungan pada Muslim dan Masjid. Hal itu disampaikannya lewat akun Twitter baru-baru ini.