Lebanon Tambah Pasokan Tepung Terigu

Tambahan pasokan tepung terigu Lebanon akan tiba dalam dua pekan

AP/Hassan Ammar
Tentara Lebanon mencari korban setelah ledakan besar di Beirut, Lebanon, Rabu, 5 Agustus 2020.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon memiliki persediaan tepung terigu sebanyak 32 ribu ton, dan menambah pasokan sebesar 110 ribu ton yang diperkirakan tiba dalam dua minggu mendatang. Menteri Ekonomi Raoul Nehme mengatakan, tambahan pasokan tepung dapat memenuhi kebutuhan pangan warga Lebanon selama empat bulan.

Baca Juga


"Ini berarti kami memiliki stok yang cukup untuk empat bulan," ujar Nehme dalam cicitan di Twitter.

Program Oangan Dunia (WFP) juga mengirimkan 17 ribu ton terigu sebagai bagian dari rencana untuk memasok 50 ribu tepung ke Lebanon. Laporan PBB pada Selasa (11/8) menyebutkan bahwa Lebanon hanya memiliki pasokan tepung untuk enam minggu. Oleh karena itu, bantuan pasokan tepung diberikan kepada Lebanon.

"Kami tidak memiliki krisis saham atau krisis roti," ujar Nehme.

Berdasarkan laporan Reuters pada Jumat (7/8) menyatakan, Lebanon bergantung pada impor gandum dan tidak menyimpan persediaan gandum di gudang-gudang yang strategis. Semua persediaan gandum disimpan di dalam gudang biji-bijian di pelabuhan Beirut. Gudang penyimpanan pasokan makanan bagi warga Lebanon itu hancur dalam sebuah ledakan dahsyat yang terjadi pada 4 Agustus.

Sebelumnya, Nehme mengatakan, pihaknya telah merencanakan untuk membuat cadangan gandum pemerintah sebesar 40 ribu ton. Namun, rencana tersebut tidak terwujud sebelum ledakan.

Pada 4 Agustus, sebuah ledakan dahsyat terjadi di gudang pelabuhan Beirut. Ledakan yang diduga disebabkan oleh lebih dari 2.750 ton amonium nitrat, telah menyebabkan 163 orang tewas dan lebih dari 6000 lainnya mengalami luka-luka.  Ledakan juga menyebabkan sebagian besar bangunan di Beirut rusak dan hancur.

Insiden ledakan itu memperburuk krisis ekonomi dan politik yang terjadi di Lebanon. Peristiwa ledakan itu menyulut amarah warga Lebanon, karena mereka menghadapi krisis akibat terpuruknya sektor ekonomi, korupsi, dan tata kelola pemerintah yang buruk. Kekecewaan ini mendorong warga Lebanon turun ke jalan menuntut perubahan pemerintahan dan demokrasi. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler