Mentan Syahrul Ajak Gubernur Dukung Diversifikasi Pangan
UMKM sektor pertanian nonberas perlu mendapatkan perhatian lebih.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak para gubernur di setiap provinsi untuk membantu pemerintah pusat dalam memulai gerakan diversifikasi pangan lokal. Syahrul menuturkan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor pertanian nonberas perlu mendapatkan perhatian lebih.
"Kami luncurkan pencanangan gerakan diversifikasi dan ekspose UMKM pangan lokal dan buah nusantara. Saya berharap semua kerja sama dengan para gubernur," kata Syahrul di Jakarta, Rabu (19/8).
Ia mengatakan, sektor pertanian saat ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Termasuk, dalam hal kinerja ekspor yang terus mengalami pertumbuhan positif di saat sektor lainnya mengalami pertumbuhan negatif. Syahrul mengatakan, jika kegiatan pertanian menggeliat, dipastikan membawa dampak positif bagi ekonomi di perdesaan yang menjadi basis.
Pada Juni lalu, Kementan telah meluncurkan gerakan pangan lokal untuk mendukung upaya pemerintah dalam melakukan diversifikasi pangan. Gerakan itu diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan ragam pangan lokal sumber karbohidrat selain beras.
Namun, kali ini Syahrul menginginkan agar para kepala daerah ikut berkontribusi dalam pengembangan pangan lokal.
"Diversifikasi pangan lokal bukan sekadar makanan, melainkan sebenarnya sudah menjadi budaya sejarah yang harus kita jaga, makanya kita harus sosialisasi yang kuat," kata Syahrul.
Syahrul mengatakan, banyak makanan sehat yang mengenyangkan selain nasi. Misalnya jagung, sagu, kentang, sorgum, pisang hingga ubi-ubian. Pangan-pangan itu, kata Syahrul, saat ini sudah tersedia di berdasarkan wilayahnya hanya saja perlu dikembangkan untuk bisa lebih dikenal konsumen.
Memperkuat peran pangan lokal, menurut Syahrul, sekaligus mendukung ketahanan pangan dalam negeri. Momentum Covid-19 menjadi waktu yang tepat untuk mulai menggelorakan aneka pangan lokal yang nantinya diharapkan menurunkan ketergantungan konsumen kepada beras.
"Pertanian akan selalu berhadapan dengan cuaca, hama, dan tantangan produktivitas beras. Kalau diversifikasi dilakukan, bisa mengurangi ketergantungan kita," katanya.
Pihaknya pun mendorong kerja sama para gubernur dengan Kementerian Luar Negeri untuk bisa menangkap peluang ekspor produk olahan pertanian lewat para atase perdagangan. Ia mengatakan, Kementan siap membantu pemerintah daerah yang serius mendorong UMKM pertanian di wilayah masing-masing agar bisa ekspansi ke pasar global.
"Gunakan atas perdagangan, semua produk daerah dari UMKM pertanian nonberas, layak diekspor. Kita siap tampilkan produk dari Aceh sampai Papua," ujarnya.