Pasien Covid-19 Dihantui Rasa Bersalah, Takut Sebarkan Virus

Seseorang dapat melakukan pencegahan ketat agar tidak menularkan Covid ke orang lain.

EPA/ADI WEDA
masker (ilustrasi). Covid-19 tidak hanya memengaruhi seseorang secara fisik, tetapi juga mental. Para ahli kesehatan melihat bahwa beberapa pasien Covid-19 mengalami peningkatan rasa bersalah dan takut menyebarkan virus.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Covid-19 tidak hanya memengaruhi seseorang secara fisik, tetapi juga mental. Para ahli kesehatan melihat bahwa beberapa pasien Covid-19 mengalami peningkatan rasa bersalah dan takut menyebarkan virus.

Baca Juga


"Banyak orang mengalami emosi campuran, termasuk ketakutan dan rasa bersalah karena menginfeksi orang lain," kata seorang pekerja sosial berlisensi di Mount Sinai, Institut Kesehatan Paru Yahudi Nasional, Rachel Potter.

“Dalam banyak kasus, ketika kita sakit, kita hanya perlu fokus pada kesehatan kita. Namun, karena Covid-19 sangat menular, kita tidak hanya memikiran kesembuhan diri sendiri tetapi juga beban tambahan karena kita berpotensi menginfeksi orang yang kita cintai. Terutama mereka yang berada dalam kategori berisiko tinggi,” tambah Potter seperti dikutip dari Fox News, Ahad (23/8).

Barry Douglas setuju dengan apa yang diungkap Potter. Douglas, yang baru-baru ini didiagnosa Covid-19, mengatakan bahwa dia memiliki perasaan bersalah ketika dia jatuh sakit dan dinyatakan positif Covid-19.

“Saya merasa tidak enak, rasa khawatir menyebarkan virus juga sangat besar,” kata Douglas.

Warga Maryland, Amerika Serikat (AS), itu menjelaskan bagaimana dia pertama kali terjangkit virus Covid-19. Douglas mengalami gejala Covid-19 setelah sebelumnya pergi ke pantai, padahal ia mengaku telah menjaga jarak fisik. Gejala yang ia rasa seperti sakit kepala parah, hidung tersumbat, kehilangan indera perasa dan penciuman.

“Karena khawatir itu gejala Covid-19, saya tes ke RS dan hasilnya ternyata Positif. Saya merasa tidak enak, saya mulai berkendara pulang, dan langsung menelepon siapapun yang paling rentan yang telah berinteraksi belakangan ini,” kata Douglas.

Pria berusia 55 tahun itu mengungkap bagaimana perasaan cemas yang dirasakan setelah dinyatakan positif Covid-19. Tidak hanya cemas dengan nasibnya sendiri, ia juga khawatir jika dia menyebarkan virus yang berpotensi membunuh anggota keluarganya sendiri.

“Tapi beruntungnya, istri, anak dan teman saya tetap memberi dukungan moral. Ayah dan ibu saya bahkan menelepon setiap hari untuk menghibur saya, agar saya tidak terlalu cemas,” ucap Douglas.

Bagi mereka yang merasa bersalah selama pandemi Covid-19, Potter memberikan beberapa kiat untuk meminimalisasi rasa bersalah tersebut. Antara lain sebagai berikut:

1. Terapkan langkah pencegahan ketat dengan menggunakan masker, rutin mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk atau bersin ketika sakit dan berada di lingkungan keluarga atau orang terdekat.

2. Identifikasi apa yang bisa dilakukan dan tidak dapat dikendalikan

3. Latih empati dan simpati

4. Normalisasi pengalaman Anda, akui jika ini adalah situasi yang tepat untuk mengalami rasa bersalah dan sadari bahwa orang lain mungkin merasakan hal yang sama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler