Trump akan Kunjungi Kenosha di Tengah Kerusuhan Rasial

Donald Trump akan melakukan perjalanan ke Kenosha, Wisconsin pada Selasa (1/9)

AP/Evan Vucci
Donald Trump akan melakukan perjalanan ke Kenosha, Wisconsin pada Selasa (1/9). Ilustrasi.
Rep: Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan melakukan perjalanan ke Kenosha, Wisconsin pada Selasa (1/9) mendatang. Rencana presiden ini terjadi di tengah kemarahan publik atas penembakan terhadap Jacob Blake oleh polisi di Kenosha.

Juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan kepada wartawan di pesawat Air Force One pada Sabtu (29/8) waktu setempat bahwa Trump akan bertemu dengan petugas penegak hukum. Menurut Deere, presiden juga akan melakukan survei beberapa kerusakan akibat aksi protes yang berujung destruktif belakangan ini.

Kunjungan presiden diyakini akan memperburuk ketegangan di kota tersebut. Kenosha dibanjiri gelombang protes yang dihadiri oleh sekitar 1.000 pengunjuk rasa yang berkumpul di luar gedung pengadilan untuk mengecam kekerasan polisi pada Sabtu (29/8).

Sementara Trump telah menjalankan kampanye pemilihannya kembali dengan alasan hukum dan ketertiban. Dia mengecam pengunjuk rasa dengan menyebut mereka sebagai "preman" sambil menyuarakan dukungannya untuk polisi.

Dalam pidato penerimaannya selama Konvensi Nasional Republik, Trump mendeskripsikan pemilu dalam istilah hiperbolik sebagai pilihan mencolok antara jalan damai dan anarki. Penentang Trump untuk pemilihan presiden kembali adalah mantan Wakil Presiden Joe Biden dan pasangannya, Kamala Harris. Mereka menuduh Trump mendukung kekerasan di tengah kerusuhan di Wisconsin.

"Dia memandang ini sebagai keuntungan politik," kata Biden dalam sebuah wawancara di MSNBC. "Dia mendukung lebih banyak kekerasan, bukan lebih sedikit. Dan jelas tentang itu," ujarnya menambahkan.

Petugas Polisi Kenosha Rusten Sheskey dan dua petugas lainnya menanggapi panggilan perselisihan domestik di Kenosha pada pekan lalu. Kemudian Sheskey menembak Blake di punggung sebanyak tujuh kali.

Baca Juga


Video yang terekam dan beredar luas menunjukkan penembakan tersebut. Video itu memicu protes baru terhadap ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi berbulan-bulan setelah kematian George Floyd di tangan seorang perwira Minneapolis menyentuh pertimbangan yang lebih luas tentang ras.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler