Pakar: Olahraga Berlebihan Bisa Turunkan Imunitas Tubuh

Olahraga dengan intensitas tinggi cenderung menurunkan imunitas tubuh.

Flickr
Olahraga dengan intensitas tinggi cenderung menurunkan imunitas tubuh (Foto: ilustrasi olahraga)
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Berolahraga di tengah pandemi Covid-19 memang dianggap mampu menjaga imunitas tubuh. Namun, olahraga juga mampu menurunkan imunitas tubuh jika dilakukan dengan intensitas yang tinggi.

Dosen sekaligus dokter di jurusan Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Pudia M Indika, MKes, AIFO K, mengatakankan, olahraga dengan intensitas tinggi cenderung menurunkan imunitas tubuh. Apabila imunitas tubuh turun akan lebih mudah terkena virus Covid-19.

"Artinya kalau kita melakukan olahraga pada intensitas ringan, kita masih bisa ngobrol dengan teman kita ataupun bernyanyi," ujar Pudia, Rabu (9/9).

Pudia mengatakan, ada empat hal yang perlu diingat di dalam berolahraga yang dikenal dengan singkatan FITT, yaitu Frekuensi, Intensitas, Time, dan Tipe. Frekuensi yang dianjurkan dalam berolahraga, yaitu tiga sampai lima kali dalam sepekan.

Baca Juga


Tetapi bila dalam masa pandemi menjadi tiga kali sepekan. Ini berlaku untuk semua bentuk olahraga.

"Namun tetap menghindari tempat keramaian dan melakukan kegiatan olahraga itu sebaiknya sendiri, tapi kan fenomena saat ini malah terbalik, bersepeda ramai-ramai padahal dari hasil penelitian, jarak antar sepeda satu dengan yang lainnya harus 20 meter karena faktor angin juga mempengaruhi resiko terpapar virus," jelas Pudia.

Pudia menyarankan, bila memungkinkan untuk berolahraga di rumah maka lakukanlah di rumah. Hal yang terpenting adalah olahraga dengan tujuan menjaga kebugaran dan kesehatan.

Berikutnya, intensitas, yaitu mulai dari 60 hingga 75 persen dari denyut nadi. Olahraga bisa dimulai dari yang rendah terlebih dulu, yaitu mulai dari angka 60 persen dulu dari denyut nadi maksimal.

Cara mencari tahu denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi umur. Kemudian dari denyut nadi maksimal itu diambil 60 persen sehingga menjadi range denyut nadi kita.

Selanjutnya, yaitu time atau berapa lama kita latihan. Maksimal untuk masa pandemi ini satu jam sampai satu setengah jam sudah cukup.

Terakhir adalah tipe olahraga, seperti aerobik dan anaerobik. Aerobik merupakan kardio respirasi yang artinya jantung dan paru-paru, sedangkan anaerobik itu adalah neuromuscular, yakni saraf dan otot.

"Baik itu artinya dimulai kapan saja jadi tidak ada istilah kata terlambat dalam melakukan kegiatan olahraga. Kemudian benar, yaitu dilakukan secara berurutan artinya ada pemanasan, latihan inti dan ada pendinginan," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler