Volume Bicara Pengaruhi Risiko Penyebaran Virus Corona

Mengurangi volume bicara di ruang berisiko tinggi tekan risiko penyebaran corona.

ANTARA/Irwansyah Putra
Ruang tunggu pasien rawat jalan di rumah sakit. Peneliti merekomendasikan agar zona tenang di ingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti ruang tunggu rumah sakit atau ruang makan, demi menekan penyebaran virus corona.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru mengungkap bahwa memperbanyak zona tenang di dalam ruangan berisiko tinggi bisa membantu mengurangi risiko penyebaran virus corona. Ruangan yang dimaksud termasuk rumah sakit dan restoran.

Temuan itu berasal dari studi menunjukkan mengurangi volume bicara bisa mengurangi penyebaran penyakit itu. Dilansir Reuters, dalam upaya untuk mengendalikan transmisi, mengurangi enam desibel saat berbicara rata-rata punya efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan untuk menerapkan zona tenang di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti ruang tunggu rumah sakit atau ruang makan," tulis enam peneliti dari University of California, Davis, Rabu.

Organisasi Kesehatan Dunia mengubah pedomannya pada bulan Juli untuk mengumumkan kemungkinan penularan lewat udara, seperti ketika latihan paduan suara atau berada di restoran. Percikan liur mikroskopis yang keluar saat berbicara menguap dan meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar untuk membawa virus.

Peningkatan 35 desibel yang lebih nyaring, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel hingga 50 kali. Percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel, sedangkan kebisingan di restoran sekitar 70.

"Tidak semua lingkungan dalam ruangan punya risiko penularan lewat udara yang sama," kata ketua peneliti William Ristenpart.

"Ruang kelas yang ramai, tapi sepi jauh lebih tidak berbahaya daripada tempat karaoke yang sepi dan pengunjung berjarak, tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras."

Baca Juga




sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler