Indonesia Bersiap Membentuk Hub dan Superhub Bandara

Salah satu bandara yang akan dijadikan hub adalah Bandara Internasional Kualanamu.

Antara/Septianda Perdana
Personel Brimob Polda Sumut melakukan patroli pengamanan di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Selasa (24/12/2019).
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas saat ini tengah mengkaji penentuan dalam membentuk hub dan superhub bandara di Indonesia. Nantinya usulan tersebut akan diajukan langsung kepada Presiden Joko Widodo sebelum ditetapkan.

Terdapat sejumlah bandara yang dapat menjadi kunci dalam penentuan bandara hub dan super hub tersebut. Beberapa diantaranya yakni yang dikelola PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) yakni Bandara Internasional Ngurah Rai Bali dan Bandara Internasional Juanda. Sementara bandara yang dikelola AP II yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Kualanamu.

VP Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan menegaskan kesiapannya jika bandara yang dikelola AP I menjadi bandara hub dan super hub. “Terkait Bappenas mengarah Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Juanda menjadi bandara superhub kami siap,” kata Handy kepada Republika.co.id, Senin (14/9).

Dia memastikan kesiapan tersebut didukung dengan infrastruktur yang sudah terbangun saat ini di bandara tersebut. Handy mengatakan fasilitas infrastruktur di kedua bandara tersebut pada dasarnya sudah siap dan memadai untuk menjadi superhub bandara.

“Karena memang kapasitas, sarana, dan prasarana cukup untuk penerbangan domestik maupun internasional,” tutur Handy.

Terlebih, Handy mengatakan kedua bandara tersebut merupakan yang terbesar yang dikelola AP I. Dia menuturkan, saat ini Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali melayani hingga 25 juta penumpang pertahun pada 2019 dan Bandara Juanda melayani 21 juta penumpang pertahun.

Meskipun begitu, Handy mengatakan nantinya juga perlu penyesuaian dalam melaksanakan fungsi superhub. Hanya saja, dia menilai kesiapan kedua bandara tersebut tidak sebesar bandara lain.

“Misal penyesuaian kapasitas tambahan jumlah landasan pacu, //parking stand// pesawat, dan total penumpang namun kondisi saat ini untuk di Surabaya telah siap menampung 21 juta penumpang dan Denpasar bisa menampung 24 juta penumpang,” jelas Handy.

Sementara itu, PT Angkasa Pura (AP) II juga menyatakan kesiapannya jika bandara yang dikelola masuk ke dapan penentuan bandara hub dan superhub. Khususnya kesiapan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Kualanamu.

“Untuk kesiapan, kedua bandara ini sudah siap dan layak karena memang fasilitas, sarana, dan prasarana yang paling lengkap,” kata Yado, Senin (14/9).

Terlebih, pada tahun lalu Bandara Internasional Soekarno-Hatta sudah bisa melani sebanyak 66,9 juta penumpang. Revitalisasi setiap terminal juga sudah dilakukan dan saat ini dalam proses pembangunan terminal 4 serta sudah memiliki tiga landasan pacu.

Sementara Bandara Internasional Kualanamu, AP II juga akan menggandeng mitra strategis untuk mengikuti proses lelang dalam kerja sama pengelolaan operasi dan pengembangan Bandara Kualanamu.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan mitra strategis tersebut akan berperan dalam melakukan investasi, mengembangkan, meningkatkan fasilitas, hingga mengoperasikan. "Begitu juga melakukan pemeliharaan Bandara Internasional Kualanamu dalam jangka waktu 25 tahun," jelas Awaluddin.

Direktur Transformasi dan Strategic Portfolio AP II Armand Hermawan mengatakan AP II dan mitra strategis di Kualanamu akan meningkatkatkan kapasitas penumpang dari saat ini 9 juta penumpang pertahun menjadi 17 juta penumpang pertahun pada tahap pertama, 30 juta penumpang pertahun pada tahap kedua, dan 42 juta penumpang pertahun pada tahap ketiga.

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan salah satu bandara yang akan menjadi superhub yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai superhub pariwisata. Bali akan terkoneksi dengan lima kawasan besar seperti Australia, Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
 
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Novie memastikan kapasitas bandara Bali akan ditingkatkan dari yang saat ini hanya 35-37 juta penumpang menjadi 50 juta penumpang. Seiring sebagai Super Hub pariwisata, bandara di Bali nantinya juga diharapkan bisa melayani kebutuhan logistik.

"Kita tahu dengan banyaknya pariwisata maka akan terjadi juga banyak logistik yang datang ke situ, baik komoditas kerajinan dan sebagainya, ini semua akan kita dukung,” ungkap Novie.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler