Pandemi tak Halangi Penjualan Perumahan di Karawang

Citra Swarna Group menyebut penjualan perumahan tak terpengaruh pandemi

foto : dok. Republika
Perumahan (ilustrasi).Citra Swarna Group menyebut penjualan perumahan tak terpengaruh pandemi
Rep: Novita Intan Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citra Swarna Group melalui proyek Kartika Residence seluas 140 hektar di Karawang Timur, Jawa Barat, mengklaim pandemi tak menghalangi kinerja penjualan. Saat ini dua klaster hunian yakni Kabandungan dan Kawaluyaan sebanyak 468 unit berhasil terjual dalam waktu singkat.


General Manager Sales &  Marketing Citra Swarna Group Hengky Japri mengatakan pihaknya telah membangun klaster ketiga, Karahayuan sebanyak 405 unit yang dibanderol mulai dari Rp 400 juta sampai dengan Rp 700 jutaan sudah terjual 85 persen. Tak hanya itu, pada masa pandemi Covid-19 dan 170 unit telah diserahterimakan kepada konsumen pada akhir September lalu. 

“Begitu juga hunian pada Klaster Bougenville, Citra Swarna Grande di Jalan Kosambi, Telagasari, Karawang, sudah terserap 50 persen dari total 323 unit yang ditawarkan. Ini proyek hunian lain yang kami kembangkan di Karawang,” ujarnya kepada wartawan, Senin (12/10).

Dia menjelaskan Klaster Karahayuan yang dibangun area seluas 5,9 hektar, terdapat ragam pilihan  tipe rumah, yaitu untuk tipe satu lantai Arana (30/60) Rp 400 jutaan, Ayana (30/72) Rp 450 jutaan, Kanaya (38/72) Rp 500 jutaan, serta tipe Kalnaya (45/90) Rp 660 jutaan, serta tipe rumah dua lantai Adara (60/72) Rp 700 jutaan.

“Transaksi kepemilikan rumah pada proyek Kartika Residence, Citra Swarna Group menjalin menggandeng perbankan swasta dan BUMN, salah satunya BTN. Pengembang tersebut juga berkomitmen mengembangkan hunian hijau dengan investasi Rp 500 juta,” jelasnya.

Sementara Direktur Operasional Citra Swarna Group Diding Wahidin menambahkan Kartika Residence yang terletak di pusat Karawang Timur merupakan proyek perumahan ke-14 dari Citra Swarna Group, yang dikembangkan dengan konsep kota mandiri terintegrasi, dekat dengan exit toll Karawang Timur, Terminal Bus Klari, Stasiun Kereta Klari, serta pusat perbelanjaan seperti Lotte Mart, Carrefour, dan Mall Karawang. 

Adapun jumlah ketersediaan ruang terbuka serta bangunan bernuansa hijau lebih banyak menjadi prasyarat utama pembentukan lingkungan asri guna mendukung terciptanya kehidupan yang lebih berkualitas bagi setiap penghuninya. 

“Kami mengusung konsep Pride of Living pada setiap proyek yang kami kembangkan guna menjawab tingginya kebutuhan masyarakat perkotaan saat ini terhadap gaya hidup sehat. Oleh sebab itu, kami tak segan menggelontorkan dana pembangunan ruang terbuka hijau pada satu proyek properti hingga hampir setengah miliar rupiah,” ucapnya.

Diding menjelaskan untuk tahap awal pengembangan ruang terbuka hijau pada kawasan Kartika Residence pihaknya akan menanam pohon peneduh di sekitar jalan boulevard dan area danau yang memiliki luas dua hektar. Nantinya dibangun hutan kota dengan 90 jenis pepohonan yang mencapai total empat ribu pohon. 

“Mayoritas pohon peneduh yang ditanam di Kartika Residence adalah trembesi, sebab tanaman ini dapat tumbuh lebih rindang, bahkan dapat dibentuk menyerupai payung atau kanopi rumah dengan diameter 30 meter serta ketinggian mencapai 15 meter—25 meter. Selain itu, dapat tumbuh di wilayah beriklim tropis,” ucapnya.

Tak hanya itu saja, sambung Diding, trembesi juga menjadi solusi dalam mengatasi efek pemanasan global, karena memiliki daya serap terhadap gas CO2 (karbon dioksida) dan mampu menghasilkan O2 (oksigen) lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman peneduh lainnya.

"Per batang pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 serta memproduksi 28,48 ton O2 per tahun,” ucapnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler