Survei: MA-Mujiaman Unggul 51,7 persen di Pilkada Surabaya

5 persen responden merahasiakan jawaban dan 9,2 persen belum menentukan pilihan.

Antara/Moch Asim
Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut dua Machfud Arifin (kiri) dan Mujiaman (kanan) menyampaikan sambutan saat Deklarasi Kampanye Damai di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/9/2020). Deklarasi yang diselenggarakan oleh KPU Kota Surabaya tersebut mengharapkan agar kedua pasangan calon dan setiap elemen yang terlibat dalam proses kampanye Pilkada Surabaya 2020 menjadi pelopor dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan slogan Pemilihan Bermartabat, Surabaya Hebat.
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lembaga Survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei Pilkada Surabaya 2020. Hasil survei menyebut elektabilitas pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya Machfud Arifin (MA) dan Mujiaman 51,7 persen. 

Baca Juga


Dengan persentase itu, MA-Mujiaman unggul dari paslon Eri dan Armuji 34,1 persen. "Ini merupakan potret terbaru peta kekuatan elektoral masing-masing pasangan Calon Wali Kota – Wakil Wali Kota Surabaya," kata Peneliti Poltracking Indonesia Masduri saat merilis hasil survei pilkada 2020 di Surabaya, Senin (2/11).

Masduri mengatakan jumlah responden yang merahasiakan jawaban sebesar 5,0 persen. Selain itu, jumlah responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voters sebesar 9,2 persen. 

Pada survei ini, Poltracking juga melontarkan pertanyaan kandidat tunggal wali kota atau tidak berpasangan. Dalam pertanyaan ini, MA juga masih lebih unggul daripada Eri Cahyadi.

Sebesar 51,9 persen responden memilih Machfud Arifin atau unggul dibandingkan Eri Cahyadi sebesar 34,3 persen). Pemilih merahasiakan jawaban (6,0 persen) dan undecided voters (7,8 persen).

Begitu juga dengan elektabilitas kandidat tunggal wakil wali kota, tingkat elektabilitas Mujiaman (47.5 persen) lebih unggul dari Armuji (30,7 persen), dengan pemilih merahasiakan jawaban (10,4 persen) dan undecided voters (11,4 persen).

Berdasarkan kelompok gender/jenis kelamin, MA–Mujiaman unggul signifikan di pemilih laki-laki (49,1 persen) maupun pemilih perempuan (48,2 persen). Selanjutnya, pada kategori tingkat pendidikan pemilih, Machfud–Mujiaman unggul pada semua jenjang pendidikan pemilih, mulai dari tidak lulus SD sampai dengan pemilih lulusan >=Strata-1 (40.0 persen-52,3 persen).

Berdasarkan kelompok generasi usia pemilih, Machfud–Mujiaman juga unggul pada pemilih milenial muda (22-30 Tahun) (52,3 persen), milenial matang (31-40 Tahun) (53,0 persen), generasi X (41-52 Tahun) (56,2 persen), dan baby boomers (53-71 Tahun) (43,0 persen). Sedangkan pemilih Generasi Z (<=22 Tahun) cenderung berimbang antara kedua pasangan.

Ketiga, Berdasarkan basis kultur dan politik pemilih. Dari (57,4 persen) pemilih yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, sebanyak (57,8 persen) memilih Machfud Arifin–Mujiaman sebagai Wali kota–Wakil Wali kota Surabaya. Di sisi lain, (33,2 persen) warga Nahdlatul Ulama (NU) memilih Eri –Armuji.

Pada pemilih yang terafiliasi dengan Muhammadiyah (7,4 persen), sebanyak (47,6 persen) memilih Eri Cahyadi – Armuji sebagai Walikota – Wakil Walikota Surabaya. Di sisi lain, (43,9 persen) warga Muhammadiyah memilih Machfud-Mujiaman.

Dalam survei ini menunjukkan konsistensi peta persebaran suara pemilih berdasarkan basis politiknya. Pasangan Machfud–Mujiaman yang diusung oleh banyak partai memiliki soliditas pemilih yang tinggi.

Terlihat mayoritas pemilih partai pengusung (PKB, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, PAN dan PPP) terlihat solid dengan memilih pasangan Machfud–Mujiaman. Pemilih PDIP yang notabene partai pengusung utama dan PSI yang merupakan partai pendukung pasangan Eri Cahyadi–Armuji juga terlihat solid dengan memilih Eri–Armuji.

"Melihat waktu pelaksanaan Pilkada Surabaya sekitar satu bulan lagi, kemampuan kandidat dan tim menggarap pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih yang masih mungkin berubah (swing voters) menjadi kunci kemenangan," katanya.

Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei Pilkada Surabaya 2020 pada 19–23 Oktober 2020 menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 responden dengan margin of error +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Klaster survei ini menjangkau 31 kecamatan di seluruh Kota Surabaya secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.

Menurut Masduri, maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas kandidat wali kota dan wakil wali kota Kota Surabaya, membaca peta persebaran suara berdasarkan demografi dan partai politik, mengukur potensi partisipasi, preferensi pemilih dan kemantapan pilihan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler