Media Pemerintah China Mengejek Trump di Twitter

Dalam cuitan di Twitter Trump mengklaim telah memenangkan pemilihan.

AP/Evan Vucci
Presiden Donald Trump
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- The People's Daily, grup surat kabar terbesar di China, mengejek Presiden Donald Trump pada hari Sabtu (7/11) setelah dia men-tweet bahwa dia memenangkan pemilihan presiden dengan suara banyak. Surat kabar tersebut, yang merupakan surat kabar resmi untuk Komite Sentral Partai Komunis China dan memiliki 7 juta pengikut di Twitter, menanggapi cuitan Trump tersebut dengan menulis "HaHa" dan menyertakan emoji tawa.

Baca Juga


Trump sebelumnya yang menyatakan bahwa dia memenangkan pemilihan, hanya beberapa jam sebelumnya Joe Biden diumumkan secara resmi sebagai pemenang Pilpres AS 2020.

Tapi People's Daily bukan satu-satunya media global yang membidik Trump. Publimetro, sebuah surat kabar harian Kolombia, menerbitkan tajuk utama "Siapa pemilik Republik Pisang sekarang?" di halaman depan dengan foto seorang pria dengan topeng bendera AS, menurut Associated Press.

Sampul depan Der Spiegel, majalah berita Jerman terkemuka, pada edisi Sabtu (7/11) menurunkan artikel berjudul the Squatter dan menunjukkan Trump yang menantang memegang senapan di Ruang Oval, Gedung Putih. Gambar Biden, yang jelas-jelas ditembak oleh pistol, terlihat tergantung di latar belakang.

Surat kabar mingguan Australia, The Saturday Paper, menempelkan foto tangan Trump di halaman depan, berjudul: "Satu Tangan Kecil Menempel Segalanya Kecuali Realitas." Sementara itu, The Guardian Inggris menyatakan Trump sedang "melawan kenyataan".

Ejekan People's Daily muncul setelah bertahun-tahun hubungan yang kacau antara AS dan China, dengan perang perdagangan yang telah berlangsung lama dan konflik seputar pandemi virus corona, teknologi, hak asasi manusia, dan keamanan yang menciptakan hubungan paling tegang antara kedua negara dalam 40 tahun.

The Associated Press melaporkan bulan lalu bahwa para pemimpin China mengharapkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden. Tetapi baik Demokrat maupun Republik tidak yakin untuk mengambil pendekatan yang lebih lembut ke China dalam waktu dekat.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler